Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serang Prabowo-Sandi, Jokowi Dinilai Keluar dari Originalitasnya

Kompas.com - 07/02/2019, 17:37 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengaku terkejut dengan manuver calon presiden petahana Joko Widodo yang kini mulai menyerang lawan politiknya. Ia menilai Jokowi sudah keluar dari sifat dan kepribadian aslinya selama ini.

"Pak Jokowi bukan hanya ofensif, tapi emosional. Ini tidak begitu baik. Tidak begitu bagus," kata Syamsuddin saat menghadiri survei Populi Center, di Jakarta, Kamis (7/2/2019).

"Mestinya Jokowi menjaga genuinenya, originalitasnya. Kalau kita ikuti 4 tahun ini, Jokowi enggak begitu," tambah dia.

Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/9/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/9/2017).
Syamsuddin melihat, sikap menyerang Jokowi sebenarnya sudah terlihat dari debat perdana pada 17 Januari 2019.

Capres nomor urut 01 menyerang Prabowo soal mantan napi koruptor yang diusung Gerindra, hingga menyindir soal beban masa lalu.

Baca juga: Kini Mulai Agresif, Mengapa Jokowi Berubah?

"Saya enggak tahu mengapa (menjadi menyerang), mungkin beliau terpancing isu-isu yang tidak putus-putus ditujukan kepadanya," kata Syamsuddin.

Padahal, menurut Syamsuddin, Jokowi harusnya tak perlu terpancing dengan isu-isu yang diciptakan kubu lawan. Sebab, bisa jadi lawan politik memang sengaja memancing emosi Jokowi.

"Jangan jangan ini startegi penantang untuk memancing agar pak Jokowi emosional," ujarnya.

Baca juga: Jokowi yang Mulai Agresif Menyerang...

Syamsuddin mengatakan, seharusnya isu-isu negatif hingga hoaks yang menyenang petahana cukup dijawab oleh para tim suksesnya.

Jokowi dalam kampanye di Jawa Timur dan Jawa Tengah akhir pekan lalu, memberikan pidato bernada keras dengan menyindir pernyataan-pernyataan lawan politiknya.

Misalnya terkait pernyataan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut Indonesia akan bubar dan punah. Jokowi meminta Prabowo untuk bubar dan punah sendiri saja, tanpa mengajak masyarakat Indonesia.

Ia juga sempat menyinggung hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet. Jokowi menyesalkan kubu Prabowo yang menyebarkan kebohongan Ratna.

Lalu, Jokowi juga menyebut Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing dalam menghadapi pilpres 2019. Jokowi mempertanyakan, dengan kondisi itu, siapa sebenarnya yang antek asing.

"Masa suruh halus terus, ya kadang-kadang kita kan bosan. Boleh lah keras-keras sedikit," kata Jokowi kepada wartawan di Semarang, Minggu (3/2/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com