Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Almamater dengan Sandiaga Uno, Alumni PL Pilih Dukung Jokowi

Kompas.com - 06/02/2019, 21:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Alumni Pangudi Luhur Bersatu Rosan Roeslani mengungkapkan alasan mengapa para alumni Pangudi Luhur memilih untuk mendukung Joko Widodo dibanding Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.

Padahal, Sandiaga merupakan alumni PL juga, sementara Jokowi bukan.

"Ada yang bertanya, kok alumni Pangudi Luhur tidak mendukung cawapresnya yang dari Pangudi Luhur juga?" kata Rosan dalam pidato sambutan di acara deklarasi alumni PL Bersatu di Energy Building, kawasan SCBD, Jakarta pada Rabu (6/2/2019).

Baca juga: Deklarasi Berkonsep Konser, Alumni PL Berikan Sapu ke Jokowi

Sontak, peserta acara deklarasi langsung berteriak, "huuuuuuu...."

Rosan mengungkapkan, para alumni PL tidak mendasarkan pilihan politiknya semata-mata karena berasal dari satu latar belakang pendidikan yang sama.

Menurut para alumni, capres cawapres mengutamakan kepentingan yang lebih besar daripada latar belakang institusi pendidikan yang sama.

Baca juga: TKN Jokowi-Maruf: Kok Apa-apa Dilaporkan ke Bawaslu?

"Kami belajar dari Bapak bahwa jangan mengutamakan kepentingan kelompok. Tapi mengutamakan kepentingan bangsa dan negara," ujar Rosan.

"Pilihan kami bukan atas kepentingannya institusi Pangudi Luhur sendiri Pak, tapi kepentingan 260 juta rakyat di Indonesia," lanjut dia.

Dalam acara deklarasi yang dihadiri 842 orang itu, Jokowi hadir memberikan pidato politik.

Kompas TV Pimpinan Pondok Pesantren Roudlaotul Hasanah kritik puisi Fadli, Muhammad Abdul Mumin menilai puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon berjudul doa yang ditukar sebagai hal yang tidak sopan. Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatul Hasanah, Muhammad Abdul Mumin yang berada di Kabupaten Subang, Jawa Barat menuding Fadli Zon telah membuat doa Kiai Maimoen Zubair saat Jokowi berkunjung ke kediaman Mbah Moen menjadi semacam isu politik. Kiai Muhammad Abdul Mumin mengingatkan kepada Fadli Zon dan seluruh politisi agar tetap menghargai kiai dan ulama yang telah banyak berjasa. Sementara itu, pengurus cabang NU Rembang menilai tidak semestinya Fadli Zon mengomentari doa Kiai Haji Maimoen Zubair dengan puisi dan meminta yang bersangkutan segera minta maaf.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com