Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Debat Kedua Pilpres, Isu Infrastruktur Energi Dinilai Belum Tersentuh

Kompas.com - 03/02/2019, 16:19 WIB
Devina Halim,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajer Advokasi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Aryanto Nugroho menilai topik tentang infrastruktur energi masih belum mendapat perhatian dari kedua paslon jelang debat kedua.

Debat kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 membicarakan 4 topik, yaitu energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

"Termasuk kita bicara soal infrastruktur energi, ini masih menjadi PR (Pekerjaan Rumah)," tutur Aryanto saat acara diskusi bertajuk "Menyigi Visi Misi Calon Presiden 2019", di kantornya, Jakarta Selatan, Minggu (3/1/2019).

Baca juga: Timses Paslon Diminta Sosialisasikan Visi Misi Terkait Topik Debat Kedua

Menurutnya, terdapat beberapa isu penting dalam topik infrastruktur energi yang perlu dibahas kedua paslon.

Pertama, Aryanto menyebutkan soal kilang minyak dan gas. Padahal, kilang dibutuhkan agar Indonesia bisa memproduksi migas sehingga tidak perlu mengimpor.

"Kalau kita bicara infrastruktur migas, persoalan utamanya adalah kilang. Karena dengan tidak adanya kilang berarti impor minyak kita luar biasa," jelasnya.

Tak hanya permasalahan di hulu, Aryanto menilai hilirisasi juga menjadi salah satu masalah saat ini.

Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga Sebut Debat soal Infrastruktur Tak Untungkan Jokowi

Ia menyebutkan bahwa pengelolaan industri di sektor hilir masih belum terfokus. Migas yang dihasilkan belum jelas akan dimanfaatkan untuk apa selain di dalam negeri.

Kemudian, ego sektoral membuat industri yang memproduksi minyak dan gas tidak bersinergi dengan industri di hilir untuk mengelola hasil tersebut.

"Problem di kita kan ego sektoral, tidak nyambung. Di sini infrastruktur bangun apa banyak untuk ekspor, sedangkan di hilirnya industri belum siap nampung minyak dan gasnya," terang dia.

Di sisi lain, Aryanto menilai infrastruktur gas juga perlu mendapat perhatian, khususnya terkait harga.

"Berikutnya, kalau kita bicara soal infrastruktur gas, kita bicara soal harga yang kemarin pemerintah mengeluarkan Perpres agar harga gas di hulu dan hilir tapi ternyata tidak tercapai. Antara barat dan timur tidak nyambung," ungkapnya.

Baca juga: Tim Jokowi Usul Perpanjangan Durasi Tanya Jawab di Debat Kedua

Debat kedua pilpres akan digelar Minggu (17/2/2019). Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com