Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Anak Muda Jangan Banyak Mengeluh, Jangan Pesimis

Kompas.com - 31/01/2019, 20:46 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta anak muda dan generasi milenial untuk memanfaatkan kesempatan dan peluang yang ada demi mewujudkan ide dan gagasan mereka.

"Kesempatan anak muda untuk merealisasikan gagasan, peluangnya sangat besar. Ambillah peluang itu. Jangan banyak mengeluh, jangan pesimis, anak muda harus optimis bahwa ke depan akan lebih baik," kata Jokowi saat membuka Green Fest Tahun 2019 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Baca juga: Presiden Jokowi Tantang Anak-anak Muda Menyalip di Tikungan

Pada kesempatan itu, hadir sekitar 4000 generasi milenial. Sebanyak 1000 di antaranya adalah milenial BUMN, sementara sisanya adalah para pelaku usaha, start up, dan fin tech terkait pertanian. 

Jokowi mengatakan, berdasarkan riset Bank Dunia, McKenzie Global Instutite, dan beberapa lembaga internasional lain, pada 2045 Indonesia akan masuk empat besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia.

Baca juga: Sandiaga Minta Anak Muda Tak Lupakan Sejarah dari Para Pemimpin Bangsa

Bahkan, jika SDM di dalamnya mau bekerja lebih keras lagi, proyeksi itu akan tercapai 10 tahun lebih awal.

"Tapi perlu syarat-syarat, SDM kita harus siap, infrastruktur sarana, prasarana harus siap, riset dan pengembangan harus dikembangkan besar-besaran," kata dia.

Untuk itulah, kata Presiden, saat ini pemerintahannya fokus pada pembangunan infrastruktur. Setelah itu, pemerintah juga akan mulai fokus pada pengembangan sumber daya manusia.

"Karena kita menuju ke sana, ini rampung kita bangun SDM besar-besaran. Tanpa pondasi-pondasi itu akan sulit, kita masuk pada proses menuju Indonesia emas 2045 karena kompetisi antar negara sangat ketat," katanya.

Baca juga: Prabowo: Saya Ingin Anak Muda Jadi Pemilik Perusahaan, Bukan Jadi Kuli

Jokowi juga menegaskan bahwa untuk menjadi negara besar maka hambatan dan tantangan yang dihadapi juga semakin besar. Oleh karena itu, anak-anak muda harus mempersiapkan diri.

"Tidak mungkin pemerintah kerja sendiri. Kita harus kerja keras bersama agar kita tidak terjebak pada negara yang dalam situasi pendapatan menengah atau middle income trap. Betul-betul kita harus meloncat ke sebuah negara yang maju," kata Kepala Negara.

Kompas TV KG media yaitu Harian Kompas, Kompas.com dan Kompas TV bekerja sama dengan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia mengadakan kompetisi &quot;The Story of Kompas&quot;. Kompetisi adu gagasan di industri periklanan kreatif ini diharapkan dapat mengembangkan komunikasi <em>brand</em> lintas generasi dan menggali inspirasi baru dari para kreatif muda untuk memperoleh banyak ide yang <em>out of the box</em> untuk meneruskan nilai - nilai Kompas lewat kemasan masa ini yang relevan untuk anak muda. Lalu seperti apa jalannya kompetisi ini? Untuk membahasnya sudah hadir di studio Sapa Indonesia Pagi perwakilan dari tim juri Chief Digital Officer Mullen-Low Indonesia, Hari Hudoyo dan pemenang tahun ini Abram Dhipta mewakili tim Slam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com