Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Jasa Pendiri NU, Said Aqil Sindir Kelompok Pro Khilafah

Kompas.com - 31/01/2019, 19:12 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyindir kelompok masyarakat yang tiba-tiba menyampaikan konsep khilafah di Indonesia. Padahal, kata Said mereka yang meneriakkan khilafah tak ikut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Said saat memberikan pidato dalam peringatan hari lahir (Harlah) ke-93 NU, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Said awalnya menyinggung peran sejumlah pendiri dan kiai NU yang terlibat langsung dalam memperjuangkan kemerdekaan. Dia bercerita keteguhan pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari saat diminta bersujud ke arah timur oleh Jepang.

Menurut Siad, kakek Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu menolak dan akhirnya ditahan di sebuah penjara di Mojokerto. Di dalam penjara, Hasyim mendapat siksaan dari tentara Jepang.

Baca juga: GP Ansor Minta Jokowi Revisi UU agar ASN Pro Khilafah Bisa Dipecat

"Keluar dari penjara Kiai Hasyim Asy'ari tangan kananya tidak bsia bergerak," ujarnya.

Selain itu, Said menyebut beberapa kiai NU lainnya yang menolak tunduk terhadap penjajah, mereka di antaranya Kiai Mahfud Sidiq, Kiai Jan Mustofa dari Tasikmalaya, Kiai Hamid Rusdi dari Malang, hingga Kiai Ilyas dari Lumajang.

Menurut dia, para kiai itu mendapat siksaan dari penjajah hingga berujung kematian.

"Itulah pengorbanan para ulama Nahdlatul Ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Said pun memastikan perjuangan para pendiri NU itu akan terus dijaga oleh para kader NU saat ini.

Baca juga: Maruf Amin Minta Isu Khilafah Tak Lagi Jadi Bahasan Kampanye Pilpres

Di sisi lain, ia menyindir kelompok yang saat ini terus mengampanyekan khilafah.

"Eh tiba-tiba ada orang enggak ikut berjuang, enggak berkeringat, tiba-tiba muncul khilafah, ini piye. Enggak ikut berjuang, enggak ikut keringat, (teriak) khilafah," kata Said.

Lebih lanjut, Said Aqil mengajak seluruh warga Nahdliyyin sebagai pewaris para kiai-kiai tersebut tetap menjaga amanah untuk tidak tunduk kepada pihak-pihak yang ingin memecah belah. Said mencotohkan keteguhan Gus Dur yang menolak tunduk kepada pemerintah Orde Baru.

"Dia tetap megang prinsip ketika benar beliau katakan iya. Ketika salah beliau katakan tidak. Itulah Gus Dur. Kita sekarang membutuhkan Gus Dur yang lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com