Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Sajak di Saku Kantong Prajurit yang Dibacakan Prabowo

Kompas.com - 15/01/2019, 12:18 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Sebagian tentara Jepang yang telah menyerahkan senjatapun kembali merebut senjatanya.

Para taruna tak menyangka akan mengalami kejadian ini. Mereka berhamburan masuk ke dalam kebun karet. Mencoba melawan dan melepaskan tembakan dengan senjata yang dibawanya.

Namun, diceritakan, mereka mengalami kesulitan menggunakan senjata karabennya, karena selama pendidikan baru berjalan dua bulan, dan belum sempat menembakkannya sendiri.

Senjata karaben mereka tidak dilengkapi klip peluru, sehingga terpaksa peluru dimasukkan satu per satu dengan tangan ke dalam kamar senjata.

Mendengar hal tersebut, Daan Mogot segera berlari keluar dan berupaya untuk menghentikan pertempuran, tapi upayanya gagal.

Terjadi pertempuran yang tidak seimbang, di mana pihak Jepang lebih unggul dari sisi persenjataan ketimbang Indonesia.

Tak pelak, pertempuran tidak seimbang ini menyebabkan korban berjatuhan. Pertempuran berakhir ketika hari mulai gelap. Mereka gugur dalam usia muda, yaitu 16-24 tahun, sementara yang masih hidup ditawan Jepang, dan beberapa lainnya berhasil melarikan diri.

Harian Kompas mengabarkan, setelah kejadian ini pihak Indonesia dan Jepang melakukan komunikasi yang menghasilkan beberapa kesepakatan.

Salah satu kesepakatan tersebut adalah jenazah yang telah dimakamkan bersama di Lengkong dipindahkan dan dimakamkan dengan upacara resmi di Taman Makam Pahlawan Taruna Tangerang.

Sementara, tawanan dibebaskan, serta semua persenjataan dan amunisi dikembalikan kepada pihak Indonesia.

Baca juga: Sekelumit Kisah di Balik Rumah Lengkong dan Gugurnya Daan Mogot

Tewasnya dua paman Prabowo

Akademi Militer Tangerang merupakan akademi militer Indonesia pertama yang bermula dari seruan Pemerintah RI pada 5 Oktober 1945.

Ketua Harian Yayasan 25 Januari 1946 Rani D Sutrisno menceritakan, taruna Akademi Militer Tangerang tersebut memang baru saja masuk akmil. Para taruna ini baru mulai pendidikan pada 18 November 1945.

Akademi Militer Tangerang atau yang lebih dikenal dengan Militaire Academie Tangerang didirikan oleh mantan Shondancho, yang mulai memikirkan sistem pendidikan militer pasca kemerdekaan.

Saat itu, Jakarta dikuasai tentara sekutu dan NICA, maka dipilihlah daerah Tangerang. Akademi ini dipimpin oleh Daan Mogot sebagai direktur, berdiri di bawah komando Resimen IV TKR di Tangerang.

Mulailah pembukaan pendaftaran bagi usia 18-25 tahun yang mempunyai kemauan sungguh-sungguh untuk mempertahankan Indonesia tetap merdeka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com