Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Modus Penipuan Transaksi yang Rugikan Bukalapak Rp 70 Juta

Kompas.com - 21/12/2018, 13:47 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap tiga tersangka kasus penipuan online dengan modus transaksi palsu yang merugikan toko online Bukalapak.

Ketiga tersangka yang berinisial TI (28), AY (28), dan KM (31) itu berdomisili di Kediri, Jawa Timur.

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Rickynaldo Chairul, menuturkan, modus tersangka yakni memanfaatkan dan mengincar voucher cashback yang diberikan PT. Bukalapak.

Para tersangka melakukan manipulasi data pada aplikasi Bukalapak.com dengan membuat  banyak akun sebagai pembeli.

Para tersangka saling berhubungan menjadi penjual dan pembeli. Ketika tersangka satu menjadi penjual, maka tersangka dua dan tiga menjadi pembeli atau sebaliknya, tersangka dua atau tiga menjadi penjual maka tersangka satu jadi pembeli.

Baca juga: Pelaku Penipuan Rekrutmen CPNS Kemenkumham Ditangkap Polisi

“Ketiga tersangka ini secara bergantian berperan sebagai penjual dan pembeli. Bila tersangka nomor satu sebagai pembeli ataupun sebagai penjual maka tersangka nomor dua dan tiga ini berperan sebagai pembelinya dengan cara pembelian di market di Bukalapak.com,” kata Rickynaldo di di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2018).

Rickynaldo menuturkan, para tersangka melakukan transaksi pembelian sesuai aturan di Bukalapak.com, namun melakukan kecurangan dengan membuat akun seolah-olah antara akun penjual dan pembeli merupakan orang yang berbeda.

Lalu, melakukan transaksi pembelanjaan pada akun milik yang bersangkutan (akun sebagai penjual).

Rickynaldo mengatakan, cashback yang diperoleh oleh para tersangka digunakan untuk pembelian kembali kepada penjual yang sama, sehingga dana terkumpul Rp 70.060.000 pada fitur Bukadompet milik penjual.

“Bukalapak mengalami kerugian pemberian cashback sekitar 70 juta,” kata Rickynaldo.

Para tersangka, jelas Rickynaldo, melakukan pengiriman barang pesanan tidak sesuai dengan yang diiklankan. Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses pengiriman, menghemat biaya packing dan biaya pengiriman.

Misalnya penjual mengiklankan barang berupa HP, Hardisk, Shockbreaker dan pembeli memilih barang tersebut, namun barang yang dikirim ke pembeli bukan barang yang sesuai dengan dipesan.

Barang yang dikirim justru berupa dokumen, surat atau kopi sachet.

“Barang yang dikirim ternyata tidak sesuai dengan pembelian yang ada di marekt Bukalapak tersebut,” tutur Rickynaldo.

Dalam penangkapan tersebut turut diamankan beberapa telepon seluler dan beberapa buku tabungan.

Pada kesempatan itu, Rickynaldo mengimbau kepada masyarakat untuk tidak khawatir berbelanja melalui platform online. 

“Tolong manfaatkan semaksimal mungkin, sebaik mungkin jual beli yang dilakukan di Bukalapak tidak disalahgunakan, karena bagaimanapun juga ini sarana untuk memudahkan bagi seluruh masyarakat melakukan transaksi jual beli,” kata Rickynaldo.

Baca juga: Polri Ungkap Penipuan Transaksi Demi Cashback di Bukalapak

Sementara, Head of Trust and Safety Bukalapak Ghifari Daulagiri mengatakan, pihaknya mengambil langkah untuk menyelidiki berdasarkan transaksi yang tercatat . Ia menegaskan, akan menindak tegas setiap akun di Bukalapak yang melakukan kecurangan.

“Bukalapak akan menindak tegas setiap penyalahgunaan dan kecurangan yang terjadi,” ujar Ghifari.

Para tersangka dikenakan Pasal 51 ayat (1) Jo Pasal 35 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Pasal 372 KUHP, Pasal 378 KUHP, serta Pasal 3,4,5 Undang-Undang TPPU tentang Pencegahan dan Pemebrantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Kompas TV Polisi menyita sejumlah barang bukti berupa telepon seluler, buku tabungan, dan ATM, serta uang tunai hasil kejahatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com