Pada 12 Desember 1945 sekitar pukul 04.00 WIB, pertempuran di Ambarawa berkobar. Serangan dilakukan serentak dan mendadak dari semua sektor secara berlapis.
Taktik ini disebut oleh Sudirman sebagai taktik Supit Urang atau taktik mengunci atau mengurung lawan. Akibat serangan ini, pasukan Sekutu benar-benar terkunci lantaran suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya di Semarang putus sama sekali.
Ungaran dibombardir oleh pesawat Sekutu agar bisa membuka jalan bagi pasukannya agar bergerak bebas ke berbagai penjuru. Bahkan, serangan udara diperluas sampai Solo dan Yogyakarta.
Semangat TKR dan laskar rakyat Indonesia tetap berkobar hingga pada akhirnya mampu mengusir pasukan musuh dari Ambarawa. Perlawanan yang diberikan oleh rakyat Indonesia memberikan pelajaran bahwa sesuatu yang dilakukan dengan bersama-sama akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada 15 Desember 1945, akhirnya sekutu mundur ke Semarang, dan Ambarawa benar- benar bisa direbut kembali. TKR membuktikan dirinya bahwa mampu memukul mundur meski tak memiliki persenjataan sehebat musuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.