Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Rommy, Pengakuan La Nyalla Bukti Hoaks yang Dibuat demi Pilpres

Kompas.com - 13/12/2018, 14:02 WIB
Jessi Carina,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengatakan, pengakuan mantan Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mahmud Mattalitti membuktikan bahwa isu Jokowi komunis diembuskan demi kepentingan pemilihan presiden.

La Nyalla sebelumnya mengakui bahwa dia salah satu yang menyebarkan isu tersebut.

"Maka saya katakan apa yang disampaikan La Nyalla menegaskan bahwa isu antek asing, antek komunis, antek aseng itu benar benar isu yang dipabrikasi," ujar Rommy di Kompleks Parlemen, Kamis (13/12/2018).

Kesimpulan ini juga diambil Rommy mengacu pada beberapa pemilu yang diikuti Jokowi. Selama mengikuti pemilu wali kota Solo sebanyak dua kali, tidak pernah ada isu yang menyebut Jokowi sebagai komunis atau anggota PKI.

Baca juga: La Nyalla: Lupakan, Tidak Usah Ngomongin Prabowo Lagi...

Begitu pula saat Pilkada DKI 2012 ketika Jokowi dicalonkan sebagai gubernur. Rommy mengingatkan bahkan Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto menjadi pengusung Jokowi dan Ahok pada saat itu. Ketika itu, tidak ada isu antek komunis yang diembuskan kepada Jokowi.

Isu tersebut baru muncul ketika Jokowi melawan Prabowo pada 2014. Alasan ini yang mendasarinya membuat kesimpulan bahwa isu Jokowi adalah PKI dibuat demi kepentingan pilpres.

Rommy kini menyambut baik dukungan La Nyalla kepada Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019. Dia mengatakan, La Nyalla memiliki militansi yang kuat ketika mendukung pasangan calon tertentu. Dia berharap pengakuan La Nyalla bisa menghentikan mereka yang masih menyebarkan isu Jokowi PKI.

"Saya kira apa yang disampaikan La Nyalla ini memberi kekuatan moril kepada siapa pun yang masih memviralkan Pak Jokowi komunis," kata dia.

Baca juga: La Nyalla Akui Jokowi PKI Hanya Karangan, Ini Kata Airlangga Hartarto

Sebelumnya diberitakan, La Nyalla Mataliti melakukan upaya untuk meredam isu keterkaitan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dengan PKI.

La Nyalla melakukan hal itu karena dirinya merupakan salah satu penyebar isu tersebut ketika masih mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

"Saya sudah keliling, kita sudah keliling dengan saya memviralkan bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Saya sudah minta maaf, dan saya mengakui bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu, saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, saya yang mengatakan Pak Jokowi itu agamanya enggak jelas, tapi saya sudah minta maaf," ujar La Nyalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Penayangan Ekslusif Jurnalistik Investigasi Dilarang dalam Draf RUU Penyiaran

Nasional
Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Jokowi Resmikan 22 Ruas Jalan Daerah di Sultra, Gelontorkan Anggaran Rp 631 Miliar

Nasional
Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Gerindra: Jangan Harap Kekuasaan Prabowo Jadi Bunker Buat Mereka yang Mau Berbuat Buruk

Nasional
Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Ogah Jawab Wartawan Soal Kasus TPPU, Windy Idol: Nyanyi Saja Boleh Enggak?

Nasional
Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Prabowo Janji Rekam Jejak di Militer Tak Jadi Hambatan saat Memerintah

Nasional
Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Laksma TNI Effendy Maruapey Dilantik Jadi Direktur Penindakan Jampidmil Kejagung

Nasional
Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Prabowo Klaim Bakal Tepati Janji Kampanye dan Tak Risau Dikritik

Nasional
Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Pengacara Gus Muhdlor Sebut Akan Kembali Ajukan Gugatan Praperadilan Usai Mencabut

Nasional
Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Prabowo Akui Demokrasi Indonesia Melelahkan tetapi Diinginkan Rakyat

Nasional
Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Tanggapi Wacana Penambahan Kementerian, PDI-P: Setiap Presiden Punya Kebijakan Sendiri

Nasional
BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

BNPB: Total 43 Orang Meninggal akibat Banjir di Sumatera Barat

Nasional
Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com