Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Peringatan Maulid Nabi jadi Oase di Tengah Panasnya Tahun Politik

Kompas.com - 30/11/2018, 19:35 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Abdul Manan Ghani berharap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh bulan ini menjadi momentum untuk menyebar kedamaian dan nilai-nilai kebaikan di tengah tahun politik yang kian memanas.

Teladan akhlak Nabi Muhammad SAW, kata dia, perlu dibumikan dengan menjadi pribadi yang menjauhi sikap permusuhan sesama anak bangsa.

"Maulid Nabi dan istighastah kubro yang digelar di beberapa titik dalam waktu dekat ini menjadi oase kesejukan di tengah tahun politik yang makin memanas dan dipenuhi banyak fitnah," ujar Abdul Manan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/11/2018).

Abdul Manan mengatakan, pada Minggu (2/12/2018), beberapa cabang NU bakal menggelar peringatan Maulid Nabi dan Istighatsah Kubro.

Acara di antaranya akan digelar di Masjid KH Asy’ari Jakarta Barat, Masjid Izzatul Islam Bekasi, Pondok Pesantren Nur Antika Tangerang, Yayasan Al Murodiyah As Salimiyah Depok, Majelis Ratib Maulid dan Talim Ittihaadus Syubban Depok, Masjid Agung Al-Barkah Bekasi, dan Pesantren Ainur Rohman Linahdlotil Ulama Tangerang Selatan.

Ia memastikan acara-acara yang digelar NU tidak akan ditunggangi politik.

”Umat merindukan momen-momen religius menyejukkan, tidak ditungganggi politik, dan tidak menanamkan sikap membenci orang lain," ujarnya.

Terkait digelarnya reuni alumni 212 di Monas Jakarta di waktu bersamaan, Abdul Manan menilai hal tersebut tidak perlu dilakukan. "Bagi saya 212 sudah enggak perlu, apa yang perlu dibela?" ujar KH Manan.

Gerakan 212 sebelumnya hadir untuk memprotes penistaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ketika misi itu sudah berhasil, kata dia, gerakan tersebut rawan dipolitisasi.

Meski demikian, jika reuni ini tetap diselenggarakan, Manan berharap agar acara tersebut diisi materi-materi menyejukan yang mengedepankan persatuan bangsa.

Baca juga: Peringati Maulid Nabi, Elite Politik Diminta Jaga Tutur Kata

Dari sisi ceramah yang akan disampaikan pun harus bernada menyejukkan, tidak memancing pergesekan antar kelompok masyarakat.

Selain itu, ceramah tersebut juga harus yang sesuai kebutuhan masyarakat, dengan mengedepankan doa-doa yang baik sesuai kebutuhan umat.

“Kebutuhan umat itu seperti menguatkan akidah keimanan, pengamalan syariat, dan peningkatan akhlak mulia. Menanamkan hidup sehat walafiat, misalnya dengan bersih lingkungan. Peningkatan ekonomi, misalnya, dengan mendapatkan rezeki yang berkah,” ujar Manan.

Kompas TV Baayun Maulid merupakan salah satu budaya masyarakat Banjar yang tetap lestari hingga kini. Selain digelar dalam rangka perayaan maulid Nabi Muhammad tradisi ini juga dipercaya dapat membawa berkah khususnya bagi anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com