Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saraswati Djojohadikusumo, antara Kesibukan Politisi dan Menjadi Ibu

Kompas.com - 29/10/2018, 20:57 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama politikus Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo sempat ramai diperbincangkan saat ia disebut-sebut bakal mengisi kursi wakil gubernur DKI Jakarta menggantikan Sandiaga Uno. 

Perempuan yang akrab disapa Sara ini adalah legislator yang duduk di Komisi VIII DPR. Sementara di Partai Gerindra dia adalah Ketua DPP bidang advokasi perempuan. 

Pada kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Sara pun kembali maju sebagai caleg.

Sara maju dari dapil Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Dapilnya kali ini, berbeda dari Pileg 2014, saat itu Sara maju dari dapil Jawa Tengah IV.

Baca juga: Keponakan Prabowo Kritik Pemprov DKI soal Rusunawa

Saat berkampanye sebagai caleg, keponakan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ini pun turut mengampanyekan pamannya sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Menurut Sara, sebagai kader Gerindra, kampanye pilpres tak bisa dipisahkan dari gerilya politik untuk mengkampanyekan diri sebagai caleg. 

"Sudah pasti harus melakukan kampanye pilpres juga, dari 2013 sudah demikian," ujarnya saat dihubungi oleh Kompas.com, Jumat (26/10/2018).

"Kita dari Gerindra tidak mungkin bergerak sendiri, terlepas dari mengkampanyekan pimpinan kita," lanjut dia.

Pada Pilpres kali ini Sara menjadi bagian dari tim kampanye. Dia duduk sebagai salah seorang juru bicara di Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. 

Di samping kesibukannya sebagai anggota DPR, caleg maupun tim kampanye capres-cawapres, Sara adalah seorang ibu dari dua buah hati yang berusia tiga dan satu tahun.

Perempuan kelahiran Jakarta 27 Januari 1986 ini mengaku kesibukannya membuat kampanyenya belum maksimal.

“Saya masih belum fokus ke kampanye karena tugas di DPR dan sebagai jubir yang cukup padat serta juga tanggungjawab sebagai orang tua,” kata jebolan University Of Virginia, Charloville, Virginia, Amerika Serikat.

Sara pun mengaku baru turun ke lapangan dalam kegiatan skala kecil. Belum ada kegiatan yang melibatkan banyak orang dalam berkampanye. 

"Saya adakan misalnya acara silaturahim dan makan bareng jaringan pendukung dengan caleg DPRD, lalu juga les make up untuk ibu-ibu di sebuah RT," ungkap Sara.

Dalam kampanyenya, bintang film "Merah Putih" ini mengaku akan kembali mengangkat isu tentang perempuan dan anak. Ia ingin meneruskan isu yang saat ini sedang diperjuangkannya sebagai anggota Komisi VIII tersebut. 

Baca juga: Meski Tak Berambisi, Keponakan Prabowo Siap Jika Diusulkan Jadi Wagub DKI

Sara pun mengaku tidak ingin terburu-buru dalam berkampanye. Saat ini, ia masih fokus melakukan pemetaan serta memfinalisasi struktur tim suksesnya. Ia memprediksi akan gencar melakukan kampanye mulai bulan November.

Dengan berbagai jabatan yang diembannya, Sara mengakui hal itu menjadi tantangannya sendiri. Kendati demikian, hal itu ia siasati dengan seefisien mungkin membagi waktu di antara beberapa tanggungjawab yang diembannya.

Kompas TV Namun, caleg yang tergabung dalam Go Prabu tidak mempermasalahkan jika diberi sanksi oleh Partai Golkar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com