Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ubah Gaya, Prabowo Dinilai Langgengkan Jokowi 2 Periode

Kompas.com - 21/10/2018, 18:09 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsultan politik lembaga survei Kedai Kopi Hendri Satrio menilai, capres nomor urut dua Prabowo Subianto harus mengubah gayanya bila tetap ingin bersaing ketat dengan Jokowi di Pilpres 2019.

Sebab menurut dia, gaya Prabowo saat ini masih sama saja dengan 2014. Padahal saat itu, Prabowo dikalahkan oleh Jokowi di Pilpres 2014 silam.

"Menurut saya khusus ke Pak Prabowo memang harus ada kemasan yang baru kalau memang tidak ingin Pak Jokowi mudah dua periode," ujarnya di Jakarta, Minggu (21/10/2018).

"Maksudnya kalau mau kompetisinya ketat ya ubah gaya. Kalai gini-gini aja saya rasa dari sekarang sudah bisa dilihat," sambung Hendri.

Baca juga: Luhut: Kalau LRT 7 Juta Dollar AS, Kasihan Pak Prabowo Dapat Informasi yang Tak Pas

Menurut Hendri, gaya pertama yang perlu diubah oleh Prabowo yakni gaya berpakaian. Prabowo disarankan untuk bisa memainkan warna. Tak hanya pakaiaan dengan warna coklat, cream atau putih seperti yang kerap dikenakan.

Hal itu akan membuat kesan yang lebih segar dari sosok Prabowo pada 2019 dibandingkan 2014. Bila ingin tetap terlihat berwibawa, maka bisa mengenakan batik.

Selain pakaian, Hendri juga menilai Prabowo harus menunjukan kelebihannya dibanding Jokowi. Misalnya dengan menyampaikan segala hal yang lebih dekat dengan calon pemilih.

Tak hanya gagasan-gagasan besar namun juga gagasan yang lebih menyentuh persoalan hidup rakyat banyak.

Hendri mengatakan, kondisi 2014 dengan 2019 sudah jauh berbeda. Dulu kursi petahana tidak ada, namum saat ini Jokowi adalah petahana.

Oleh karena itu sebagai penantang petahana, Prabowo dinilai perlu menonjolkan sisi-sisi yang lebih nyata. Hal ini penting agar para swing voters tertarik memilih Prabowo.

"Bagi swing voters akan lebih mudah menilai yang sudah diberikan kesempatan apa hasilnya, yang belum diberikan kesempatan kemudian mau ngapain?" kata Hendri.

"Jadi pesan komunikasi Pak Prabowonya harus diubah. Kalau hanya gitu-gitu aja, 'kekayaan negeri harus bisa dinikmati oleh anak negeri', orang akan bingung, mungkin males pada akhirnya karena tidak ada solusi yang lebih presisi gitu," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com