JAKARTA, KOMPAS.com - Masa kampanye Pemilu 2019 telah dimulai. Setiap calon anggota legislatif mulai memperkenalkan diri kepada masyarakat, sekaligus mengampanyekan calon presiden dan wakil presiden yang diusung oleh partai politiknya.
Meski belum sebulan berlalu, banyak cerita mengenai strategi caleg agar memikat hati masyarakat.
Salah satu cerita itu datang dari caleg PDI Perjuangan nomor urut 3 Daerah Pemilihan 1 DPR RI Jakarta Timur, William Yani.
Willy, demikian ia disapa, sebelumnya adalah Anggota DPRD DKI Jakarta dua periode berturut- turut.
Ia memperoleh sekitar 12.000 suara pada periode pertama dan sekitar 10.000 suara pada periode selanjutnya.
Pada pemilu kali ini, Willy mengaku, tidak banyak mengubah strateginya dalam berkampanye.
Sejak awal, ia selalu menggunakan konsep yang digunakan Presiden Joko Widodo dalam berkampanye, yakni micro targetting, micro campaign dan canvasing.
Salah satu bentuknya, yakni menyambangi konstituen dari pintu ke pintu.
"Saya sangat setuju dengan metode kampanye Pak Jokowi yang 'door to door' itu. Karena survei memang menunjukkan bahwa kalau caleg langsung masuk ke rumah masyarakat, itu akan lebih mengena di hati dan pikiran mereka. Makanya, cara itulah yang kita lakukan," ujar Willy saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (18/10/2018).
"Memang, cara ini memakan waktu dan juga logistik. Tapi untuk kampanye Pemilu kali ini kan waktunya sangat panjang. Jadi saya rasa, cara ini akan berhasil lagi," lanjut putra mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi almarhum Jacob Nuwa Wea itu.
Secara sederhana, micro targetting, micro campaign, dan canvasing adalah teknik pendekatan kepada pemilih dengan dua penekanan, yakni meningkatkan diferensiasi dan pendekatan interpersonal.
Warga yang rumahnya didatangi Willy biasanya sudah mengetahui bahwa ia adalah caleg.
Pembicaraan berlangsung mengalir apa adanya.
Kebanyakan, topik yang dibincangkan jauh dari soal politik. Tapi, sekalipun topik yang dibincangkan adalah politik, mereka lebih tertarik membicarakan situasi politik nasional serta Jokowi dan program-programnya.
"Biasanya apa yang kami obrolin itu jauh dari politik. Soal apa saja mereka curhat ada ini di daerahnya, ada masalah apa. Nah, kalaupun ngomongin politik, pasti yang ditanya justru bukan saya, tapi soal Pak Jokowi. Jokowi naik motorlah, Jokowi ngapain lah, semuanya ditanya deh tuh," ujar Willy.