Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Prabowo Tak Serius Hadapi Pilpres, Andi Arief Tak Khawatir

Kompas.com - 12/10/2018, 15:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief tidak khawatir kritiknya terhadap calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto berdampak negatif terhadap dirinya, Partai Demokrat maupun Prabowo sendiri.

Diketahui, Partai Demokrat merupakan salah satu partai politik yang mengusung Prabowo dalam Pilpres 2019 mendatang.

"Enggak khawatir ya. Saya kira (kritik saya) dikemukakan terbuka agar rakyat juga dilibatkan untuk mengontrolnya," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/10/2018).

Dengan demikian, kritiknya tersebut juga menjadi wacana di tengah masyarakat.

"Bukan melulu milik elite partai saja," lanjut dia.

Andi menegaskan bahwa sejumlah survei menunjukkan elektabilitas Prabowo dan pasangannya Sandiaga Uno masih berada di bawah pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Jubir: Prabowo Ingin Ekonomi Indonesia Berkiblat pada Pasal 33 UUD

Kritiknya itu diharapkan mengingatkan Prabowo bahwa untuk meraih kemenangan itu harus memperbanyak turun ke lapangan.

Pasalnya, selain yang gencar turun ke lapangana adalah Sandiaga Uno, Andi melihat, Prabowo jarang berkeliling ke daerah untuk menggalang suara.

"Saat ini elektabilitas (Prabowo-Sandiaga) masih tertinggal jauh. Enggak ada jalan lain untuk menyusul. Harus memperbanyak turun ke rakyat. Jangan terlalu banyak di sarang, di Kertanegara," lanjut dia.

Kritik Andi Arief

Andi Arief melontarkan kritik kepada calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto. Kritik tersebut disampaikan melalui akun Twitter-nya, Jumat (12/10/2018) siang.

Berikut kutipan yang diunggah Andi:

"Ini otokritik : kalau dilihat cara berkampanyenya sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," demikian tulis Andi.

Dalam cuitan selanjutnya, Andi melanjutkan, "Pilpres itu memilih Presiden, jadi kalau Pak Prabowo tidak mau keliling Indonesia aktif, enggak ada rumus ajaib untuk menang. Kalau Pak Prabowo agak males2an, kan enggak mungkin partai pendukungnya super aktif."

Andi kemudian mengatakan bahwa ia menyadari bahwa otokritik ini tidak populer, khususnya di kalangan pendukung Prabowo-Sandiaga sendiri. Namun, Andi menegaskan, patut direnungkan mengenai bagaimana mungkin kemenangan mengejar orang yang malas.

Baca juga: Andi Arief Nilai Prabowo Kurang Serius Mau Jadi Presiden

Menurut Andi, masa kampanye sekitar enam bulan ke depan merupakan waktu yang terlalu pendek dalam politik.

"Pak Prabowo harus keluar dari sarang Kertanegara, kunjungi rakyat, sapa, peluk cium dan sampaikan apa yang akan dilakukan kalau menang di tengah ekonomi yang sulit ini. Sekian kritik saya," cuit Andi.

Meski menyatakan cuitannya itu adalah akhir otokritiknya, selanjutnya Andi masih mengunggah cuitan, yakni "mumpung partai-partai pendukung Pak Jokowi sibuk untuk lolos PT ketimbang urus Pak Jokowi, harusnya Pak Prabowo aktif keliling, menembus Indonesia mendulang suara. Hanya dengan bertemu rakyat, maka pintu istana akan terbuka."

Kompas TV Partai harus mampu memilih kader partai yang terbaik untuk dijadikan Caleg terutama yang memiliki integritas bagus.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com