Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Berterima Kasih ke Perguruan Tinggi yang Bantu Korban Bencana Sulteng

Kompas.com - 10/10/2018, 16:23 WIB
Ihsanuddin,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berterima kasih kepada perguruan tinggi yang ikut membantu korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, maupun gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat bertemu dengan para rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (10/10/2018).

"Pertama tama saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ibu rektor, seluruh pimpinan perguruan tinggi, atas kepedulian dan bantuannya untuk masyarakat korban gempa bumi dan tsunami, baik di NTB maupun Sulawesi tengah," kata Jokowi.

Di NTB yang kini sudah memasuki tahap rekonstruksi misalnya, menurut Jokowi, banyak perguruan tinggi yang mengirimkan insinyur dari jurusan teknik sipil. Ada juga perguruan tinggi yang sebelumnya mengirim tim medis.

Baca juga: Mahasiswa Palu Dapat Kuliah Sementara di 38 Universitas Ini

Sementara di Palu, kata Jokowi, banyak juga perguruan tinggi yang mengirimkan psikolog untuk memulihkan masyarakat yang mengalami trauma.

"Juga bantuan pangan dan obat-obatan. Juga ada yang memberikan beasiswa, ada pula yang menawarkan transfer SKS. Transfer mata kuliah," kata Jokowi.

Jokowi meyakini bantuan yang diberikan oleh perguruan tinggi itu sangat membantu masyarakat, khususnya mahasiswa yang ada di wilayah bencana.

"Saya kira ini contoh kecil bahwa perguruan tinggi Indonesia berupaya untuk relevan dan kontributif," kata Kepala Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com