JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, hingga Rabu (10/10/2018) pukul 09.00 WIB, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 526 gempa susulan, pascagempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).
Namun demikian, dari jumlah tersebut, hanya ada 17 gempa yang dirasakan oleh masyarakat.
Sutopo mengatakan, frekuensi dan kekuatan gempa susulan dari hari ke hari juga semakin mengecil.
"Kalau kita melihat trennya, semakin mengecil frekuensinya dan magnitudonya juga semakin kecil. Artinya, mulai stabil," ujar Sutopo di kantor BNPB, Utan Kayu, Jakarta Timur, Rabu (10/10/2018).
Baca juga: BNPB Pastikan Korban Terdampak Likuefaksi di Sulteng Direlokasi
Frekuensi dan kekuatan gempa susulan yang kian mengecil itu, kata Sutopo, menandakan sistem sesar Palu Koro pergerakannya kian normal.
Sutopo juga menyebut, terjadinya gempa susulan menunjukkan proses keseimbangan sebuah sesar gempa.
Sutopo menyebut, ke depannya gempa susulan berpotensi terus terjadi. Namun demikian, masyarakat diminta untuk tetap tenang.
Gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah, Jumat (8/10/2018) juga mengakibatkan 2.045 orang meninggal dunia.
BNPB mencatat juga, ada 671 orang hilang dan 10.679 orang luka berat. Tercatat pula 82.775 warga mengungsi di sejumlah titik.
Dilaporkan pula, 67.310 rumah dan 2.736 sekolah rusak. Ditambah lagi, terdapat 20 fasilitas kesehatan dan 12 titik jalan rusak berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.