Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik, dari Canting Menuju Warisan Dunia...

Kompas.com - 02/10/2018, 13:30 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 2 Oktober diperingati sebagai "Hari Batik Nasional". Pemerintah memperingatinya setelah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.

Batik merupakan warisan peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki "nilai estetika" yang tinggi. Kerajinan membatik menjadi bagian dari budaya Nusantara, yang juga dilakukan sebagai mata pencaharian.

Sampai saat ini, sanggar atau tempat pembuatan batik masih banyak ditemukan. Mereka membuat batik dengan motif dan bahkan cara yang sesuai dengan perkembangan ataupun permintaan pasar.

Dari batik tulis yang menggunakan canting dalam pelukisan, kini muncul teknik cap dalam melukiskan corak ke media kain. Selain sebagai pembaharuan, teknik cap dinilai lebih mempersingkat waktu.

Selain itu, ada batik lukis yang memberikan hasil lebih halus dan artistik.

Baca juga: Batik Dara Baro Buka Peluang Pasar hingga ke Athena...

Pengenalan batik ke dunia

Kata "batik" merupakan perpaduan antara kata "amba" dan "titik", yang merujuk cara menggambarkan titik menjadi motif tertentu.

Pada awalnya, kain batik merupakan lambang "kegagahan" seorang raja. Kain batik digunakan dan diperuntukan untuk raja dan golongan keluarga keraton. Seiring berjalannya waktu, masyarakat lain bisa menggunakan dan memakai batik sampai sekarang.

Pengenalan batik ke dunia internasional sudah dilakukan sejak dulu. Harian Kompas edisi 9 Agustus 1972 menjelaskan, Indonesia mengadakan Pekan Promosi Batik. Tujuannya adalah mengenalkan eksistensi batik agar lebih dipahami dunia.

Pada promosi pekan batik itu, Ibu Tien Soeharto meresmikan Promosi Batik di Sarinah dan meresmikan Batik Keris Trade Center di lantai IV Sarinah.

Selain itu, juga diadakan pawai keliling untuk memeriahkan Pekan Promosi Batik yang diadakan setahun sekali tiap bulan Agustus. Pawai ini diikuti oleh beberapa peserta kontes internasional.

Baca juga: Membedakan Batik Tulis dan Cetak Lewat Bau Kain hingga Corak

Melalui langkah-langkah itu, sarana untuk memperkenalkan batik menjadi lebih luas. Apalagi, ketika itu Soeharto menekankan penggunaan batik untuk beberapa instansi agar tak hanya kepopuleran musiman, melainkan ditingkatkan dan dipertahankan.

Soeharto juga memberikan beberapa cendera mata berupa batik kepada petinggi negara sahabat yang datang ke Indonesia. Dia juga sering memakai batik dalam beberapa konferensi dunia.

Setelah Orde Baru, pemerintah masih menggunakan batik sebagai ikon tersendiri. Adanya acara fashion-fashion bergengsi yang menampilkan batik yang diperagakan model juga memperluas eksistensi ragam hias batik.

Diakui UNESCO

Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan atau UNESCO, menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009.

Dilansir dari situs UNESCO, teknik, simbolisme, dan budaya terkait batik dianggap melekat dengan kebudayaan Indonesia. Bahkan, UNESCO menilai masyarakat Indonesia memaknai batik dari prosesi kelahiran sampai kematian.

Batik juga menjadi refleksi akan keberagaman budaya di Indonesia, yang terlihat dari sejumlah motifnya.

Semenjak saat itu, eksistensi dan asal dari batik mulai dikenal oleh dunia. Mereka mengetahui asal-muasal dari batik yang berasal dari Indonesia. Pemakaian batik juga ditekankan pemerintah untuk instansi tertentu, untuk lebih mengenalkan batik sebagai warisan nenek moyang.

Penggunaan batik tidak lagi identik dengan acara-acara tradisional atau kegiataan kebudayaan. Motif batik juga sudah digunakan sebagai salah satu gaya fashion, baik untuk acara formal atau informal.

....

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com