Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/09/2018, 07:45 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo berbicara mengenai sulit dan pahitnya mengelola negara dihadapan rivalnya, Sandiaga Uno. Hal tersebut terjadi saat Presiden Jokowi dan Sandiaga sama-sama menghadiri acara 50 tahun Kadin di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa (25/9/2018) malam.

Dalam acara itu, Jokowi yang juga calon presiden nomor urut 01 didapuk sebagai pembicara utama. Sementara Sandiaga yang merupakan calon wakil presiden nomor urut 02 hadir sebagai salah satu anggota Kadin.

Jokowi sempat menyapa secara khusus Sandiaga sebelum memulai pidatonya.

"Tidak lupa sahabat baik saya yang satu ini, Bapak Sandiaga Uno. Kalau enggak saya sebut bisa keliru besar," kata Jokowi.

Baca juga: Sandiaga Kritik Infrastruktur Jokowi Tak Efektif Kurangi Pengangguran

Sandiaga pun langsung berdiri dari tempat duduknya saat disapa Jokowi. Ia lalu tersenyum sambil membungkukkan badan. Anggota Kadin lain yang hadir bertepuk tangan melihat momen tersebut.

Jokowi lantas bicara soal sulitnya mengelola negara sebesar Indonesia. Sebab, ada lebih dari 17.000 pulau yang harus diperhatikan pembangunannya.

"Mengelola negara sebesar ini tidak gampang, tidak mudah. Setiap daerah memiliki kasus, permintaan dan kebutuhan berbeda. Banyak yang menanyakan kepada saya, kalau hitung-hitungan politik, ekonomi yang paling cepat itu bangun di Jawa," kata Jokowi.

Jokowi menjelaskan, sebanyak 60 persen penduduk itu di Jawa. Secara hitung-hitungan politik dan ekonomi, membangun Jawa saja sebenarnya sudah cukup untuk meningkatkan perekonomian serta meningkatkan elektabilitas bagi seorang petahana.

Namun, Jokowi menegaskan, ia tak mau terjebak dengan cara mudah tersebut. Ia ingin agar pembangunan merata di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Ia pun mengakui upaya pembangunan yang merata ini tak langsung berdampak pada perekonomian.

"Tapi kadang harus sakit pahit dulu, jangan suka yang instan-instan, yang cepat-cepat, karena enggak ada sekarang yang instan, apalagi negara sebesar ini pasti ada prosesnya," kata dia.

Selain kawasan yang luas dan persoalan dalam negeri yang beragam, Jokowi juga menyinggung adanya masalah dari luar negeri. Situasi global, menurut Jokowi, ikut mempersulit pengelolaan negara.

Misalnya, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China dan pelemahan ekonomi di beberapa negara lain.

Namun, Jokowi memastikan bahwa pemerintah terus berupaya mengatasi dampak dari kondisi perekonomian global yang tidak menentu.

"Konsolidasi dan koordinasi yang kuat antara moneter, fiskal dan dunia usaha. Kalau bisa sektor itu ketemu, akan gampang sekali membangun yang namanya trust. Baik public trust, baik international trust, market trust, market confidence," ujarnya.

Baca juga: Disaksikan Sandiaga, Jokowi Dapat Penghargaan Tokoh Pemerataan Pembangunan

Dalam acara tersebut, Jokowi pun mendapat penghargaan dari Kadin sebagai tokoh pemerataan pembangunan karena kebijakannya yang membangun infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia.

Sandiaga pun mengucapkan selamat kepada Jokowi. Ia mengakui pencapaian Jokowi di bidang pembangunan infrastruktur. Namun, Sandiaga juga memiliki catatan bahwa infrastruktur yang selama ini dibangun tak terlalu berdampak langsung pada penyediaan lapangan kerja.

"Dampak yang dirasakan lapangan pekerjaan enggak langsung diciptakan melalui pembangunan infrastruktur ini," kata dia.

Kompas TV Apa strategi dan slogan yang akan dipakai masing-masing pasangan calon presiden dan calon wakil presiden untuk meraih kemenangan di Pilpres 2019?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

KPU Rekapitulasi Suara Papua dan Papua Pegunungan Hari Terakhir, Besok

Nasional
Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Ketua PPLN Kuala Lumpur Akui 81.000 Surat Suara Tak Terkirim lewat Pos

Nasional
Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi pada Pilpres, Komisi I DPR: Dia Baca Contekan

Nasional
Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Caleg Terancam Gagal di Dapil DIY: Eks Bupati Sleman hingga Anak Amien Rais

Nasional
Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Jatam Laporkan Menteri Bahlil ke KPK atas Dugaan Korupsi Pencabutan Izin Tambang

Nasional
Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

Nasional
900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Nasional
KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com