Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut IPW, Posisi Wakapolri Biasanya Diberikan ke Bintang Tiga

Kompas.com - 15/08/2018, 20:03 WIB
Reza Jurnaliston,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Jenderal (Purn) Syafruddin telah dilantik menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), menggantikan Asman Abnur.

Dengan demikian, posisi Wakil Kepala Polri yang sebelumnya dijabat Syafruddin otomatis kosong.

Beredar kabar Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis akan digeser menduduki posisi Wakapolri yang baru.

Namun, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mempermasalahkan jika rencana itu benar dilakukan. Sebab, menurut Neta, pengangkatan Idham tidak mempertimbangkan urutan kepangkatan dan jabatan atau urut kacang.

"Selama ini, pengangkatan orang nomor dua di Polri itu (Wakapolri) selalu diambil dari bintang tiga senior dan tidak pernah tidak urut kacang atau melompat dari bintang dua," ujar Neta S Pane, melalui keterangan tertulis, Rabu (15/8/2018).

Baca juga: Ini Kriteria Calon Wakapolri Pengganti Syafruddin

Neta mengatakan, masih banyak perwira menengah polri yang lebih senior.

Diketahui anggota Polri yang kini berpangkat Komjen (bintang tiga) berjumlah delapan orang yakni. Mereka adalah Putut Eko Bayu Seno, Moechgiyarto, Ari Dono Sukmanto, Heru Winarko, Lutfi Lubihanto, Unggung Cahyono, Suhardi Alius, dan Mochamad Iriawan.

Menurut Neta S Pane, mereka semua berpotensi untuk mengisi jabatan Wakapolri yang masih kosong saat ini.

Sementara itu, terdapat puluhan anggota Polri kini berpangkat Irjen (berpangkat bintang dua). Namun, satu nama yang santer dikabarkan menjadi calon kuat Wakapolri adalah Idham Azis, sosok Kapolda Metro Jaya saat ini.

Neta menuturkan, dari pendataan IPW, sejak era Presiden Jokowi pertimbangan jabatan dan kepangkatan berjenjang tak diperhatikan lagi.

"Mantan ajudan Jokowi misalnya, langsung dimutasi menjadi Kapolda Banten. Padahal di era sebelumnya, semua mantan ajudan masuk Mabes Polri lebih dulu, setelah beberapa bulan baru mutasi jadi Kapolda," kata Neta.

"Begitu juga mantan Kapolresta Solo karena sukses mengamankan pernikahan putri Jokowi dimutasi jadi Wakapolda Jateng. Lalu belum lama ini Korsespri Kapolri dimutasi jadi Wakapolda Sumut," ujarnya.

Baca juga: Ketua DPR Sapa Idham Aziz "Pak Wakapolri"

IPW khawatir jika penentuan jabatan sering melangkahi sistem "urut kacang", maka akan menimbulkan kecemburuan di internal Polri, terutama para perwira.

"Ini sangat berbahaya bagi kelangsungan dan sistem kaderisasi," ucapnya.

Berdasarkan catatan Kompas.com, kenaikan jabatan secara pesat juga pernah terjadi di era Susilo Bambang Yudhoyono. Kenaikan pesat ini dialami Timur Pradopo yang naik pangkat dan meraih dua bintang dalam satu hari.

Saat itu, Timur Pradopo yang menjabat Kapolda Metro Jaya dan berpangkat Irjen naik pangkat menjadi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri yang berpangkat Komjen pada Senin pagi, 4 Oktober 2010.

Sorenya, Timur Pradopo langung diangkat oleh Presiden SBY menjadi Kapolri dan berpangkat Jenderal alias bintang empat.

Adapun, nama Idham Azis disebut menjadi calon kuat Wakapolri selepas Komjen (Pol) Syafruddin dilantik sebagai Menteri PAN-RB. Meski demikian, belum ada konfirmasi terkait rumor tersebut.

Kompas TV Syafruddin akan menggantikan tugas Asman Abnur di kabinet kerja di sisa jabatan 2014-2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com