JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi adanya dua korban tewas akibat gempa yang mengguncang Nusa Tenggara Barat dan Bali, di kawasan wisata Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kedua korban tewas tersebut merupakan warga negara Indonesia (WNI).
"(Di tiga Gili), dua orang yang ditemukan korban. Satu orang (jenazah) sudah berhasil dievakuasi (diangkut) dengan menggunakan kapal ke wilayah Lombok," kata Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
"(Kedua korban) adalah warga Lombok, jadi tidak ada turis asing yang menjadi korban meninggal di sana," ucapnya.
Baca juga: Gempa Lombok, Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 105 Orang
Konfirmasi tersebut membantah kabar sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat tujuh wisatawan domestik yang meninggal dunia di Gili Trawangan akibat gempa yang mengguncang NTB tersebut.
Saat ini, proses evakuasi di tiga Gili masih berlangsung. Data hingga Senin (6/8/2018) pukul 20.00 WIB, tim gabungan yang dikoordinasi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 4.636 orang dari tiga pulau tersebut.
Setelah dievakuasi, mereka dibawa menggunakan 11 kapal yang terbagi ke tiga tujuan, yaitu Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat, dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara.
Sudah ada mobil dan bus yang akan mengangkut korban menuju bandara di masing-masing daerah tujuan.
Seperti diketahui, gempa bermagnitudo 7 mengguncang NTB, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB. Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur.
BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Hingga saat ini, jumlah korban tewas mencapai 105 orang.