JAKARTA, KOMPAS.com - Proses evakuasi korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus dilakukan di area Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno.
Data sampai dengan Senin (6/8/2018) pukul 20.00 WIB, Tim Gabungan yang dikoordinasi oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) berhasil mengevakuasi 4.636 orang dari tiga Gili tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah tersebut ternyata jauh lebih banyak dari perkiraannya.
"Ternyata yang dievakuasi bukan hanya wisatawan, baik asing maupun domestik, ternyata juga penduduk lokal, termasuk karyawan hotel, resort, restoran yang ada di sana," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
Baca juga: Gempa Lombok, Korban Meninggal Dunia Bertambah Menjadi 105 Orang
Sutopo belum memiliki data pasti berapa jumlah warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) yang dievakuasi.
"Jumlah pembagian WNI maupun WNA kami tidak mendapatkan data, karena pada saat pertama pakai kapal Basarnas, saat penumpang masuk kami tanya mana yang WNA dan WNI," kata Sutopo.
"Tetapi kemudian banyaknya tambahan kapal-kapal dan saking banyaknya wisatawan yang ingin dievakuasi, pendataan terlupakan," tambahnya.
Baca juga: Mengapa Gempa Lombok Bisa Bermagnitudo Besar?
Setelah dievakuasi, mereka dibawa menggunakan 11 kapal yang terbagi ke tiga tujuan, yaitu Pelabuhan Benoa di Bali, Pelabuhan Lembar di Lombok Barat dan Pelabuhan Bangsal di Lombok Utara.
Sudah ada mobil dan bus yang akan mengangkut mereka menuju bandara di masing-masing daerah tujuan tersebut.
Sebanyak 770 orang dievakuasi ke Pelabuhan Benoa, Bali. Proses tersebut menggunakan tiga kapal motor, terdiri dari KM Binaiya, Bounty Cruise, dan Patagonia Express.
Baca juga: Infografik: 8 Fakta Terbaru Gempa Lombok
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.