JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo mengatakan, dirinya harus yakin dan optimistis jika mau maju pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019, baik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden.
"Ya harus yakin kalau mau maju, itu enggak main-main," ujar Gatot di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/7/2018).
Nama Gatot memang sempat muncul dalam beberapa survei terkait bursa nama capres maupun cawapres. Berdasarkan survei yang dilakukan sejumlah lembaga, Gatot termasuk dalam jajaran calon presiden terkuat.
Selain itu, Gatot Nurmantyo juga disebut memiliki elektabilitas yang tinggi sebagai cawapres jika dipasangkan dengan Ketua Umum Prabowo Subianto.
Meski demikian, Gatot menyatakan bahwa keyakinannya untuk maju tidak didasari pada hasil survei.
Baca juga: Saat Zulkifli Hasan Candai Anies Baswedan dan Gatot Nurmantyo...
Ia masih optimistis, melihat masih ada waktu sampai pendaftaran pasangan capres-cawapres ke Komisi Pemilihan Umum pada 4-10 Agustus mendatang.
"Keyakinan itu bukan berdasarkan itu (hasil survei), tapi berdasarkan partai-partai yang saat ini masih cair dan belum ada satu pun yang pasti," ucap Gatot.
Gatot mengaku masih menjalin komunikasi secara intensif dengan berbagai partai politik. Menurut dia, situasi politik saat ini masih cair sehingga berbagai kemungkinan masih terbuka terkait pencalonan dirinya.
Ia meyakini bahwa kepastian akan terungkap di tanggal-tanggal terakhir pendaftaran nama capres-cawapres ke KPU mendatang.
Meski begitu, Gatot memahami bahwa peluang itu tidak mudah terwujud.
Baca: Secara Logika Politik, Gatot Nurmantyo Merasa Tak Ada Peluang Maju Pilpres 2019
Sebab, menurut dia, ada ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen suara nasional.
Menurut dia, partai politik tentu perlu melakukan koalisi jika ingin mengajukan seseorang untuk maju sebagai capres atau cawapres.
Dengan demikian, partai politik tentu akan berupaya mengajukan tiap kadernya untuk menjadi capres atau cawapres, sehingga persaingan semakin terbuka.