Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Korban Tagih Janji Jokowi Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM Berat

Kompas.com - 19/07/2018, 19:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban meminta Presiden Jokowi menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Hal ini terumus dalam Nawa Cita yang diusung oleh pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Di dalam Nawa Cita tertulis komitmen menghapus impunitas," kata Maria Sumarsih, presidium Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Terkait hal itu, Sumarsih menegaskan Jokowi harus menolak wacana tentang Dewan Kerukunan Nasional (DKN).

Baca juga: Keluarga Korban Minta Kasus Pelanggaran HAM Diselesaikan Lewat Pengadilan

Sebab, apabila Jokowi menyetujui pembentukan dewan tersebut, maka ini melanggar janji yang telah tertuang dalam Nawa Cita.

Bahkan, Sumarsih juga menuding bisa saja visi dan misi untuk menangani pelanggaran HAM berat masa lalu hanya sebuah cara untuk meraup suara.

"Kalau Pak Jokowi menandatangani Perpres tentang Dewan Kerukunan Nasional, berarti visi dan misi program Nawa Cita hanya dipakai untuk meraup suara," sebut Sumarsih.

Baca juga: Kontras Nilai Pemerintah Tak Konsisten soal Tujuan DKN

Ia menyatakan, pihaknya menolak kehadiran DKN. Dirinya juga ingin agar Jokowi tidak dijadikan bemper impunitas atau pelindung bagi pelanggar HAM.

"DKN cacat moral, karena diprakarsai oleh institusi yang dipimpin orang yang diduga terbelit kasus-kasus pelanggaran HAM masa lalu," jelas Sumarsih.

Baca juga: Keluarga Korban Minta Kejagung Tak Gantung Kasus Pelanggaran HAM Berat

Yang dimaksud Sumarsih adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Wiranto). Sumarsih menyoroti dugaan keterlibatan Wiranto dalam sejumlah kasus pelanggaran HAM berat, termasuk dalam kasus tragedi Semanggi I dan II, serta peristiwa Mei 1998.

Wiranto juga diduga bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Timor Timur setelah jajak pendapat tahun 1999.

Kompas TV Peserta aksi yang rutin berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan Jakarta bertemu Presiden Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com