Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Suara Sudirman Said-Ida Diduga Berasal dari "Swing Voters"

Kompas.com - 28/06/2018, 11:38 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari PARA Syndicate Ari Nurcahyo menilai, beberapa hasil hitung cepat atau quick count secara umum masih paralel dengan temuan hasil survei sebelumnya.

Ari menyebut, keunggulan pasangan calon salah satu provinsi yang menyelenggarakan Pilkada yakni Jawa Tengah sudah diprediksi. Namun, Ari mencermati hasil Pilkada tersebut menimbulkan lonjakan suara yang diperoleh pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah.

“Untuk kasus Jateng, hasil quick count di bawah hasil survei yang pernah rilis, artinya terjadi swing voters dari suara undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan dalam survei),” ujar Ari saat dihubungi, Kamis (28/6/2018).

Baca juga: Apa yang Membuat Suara Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman Said-Ida Melonjak?

Dalam sejumlah survei yang dilakukan sebelum Pilkada, misalnya pasangan Sudirman Said-Ida Faiziyah dalam posisi “jomplang” dengan pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

Meski demikian, saat hari pemungutan suara hasil pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah yang didukung Partai Gerindra, PAN, dan PKB mampu menempel perolehan suara dari petahana.

Beberapa daerah di Jawa Tengah yang saat survei sebelumnya didominasi oleh Ganjar Pranowo-Taj Yasin seperti Brebes, Tegal dan Wonosobo mulai tergerus.

Selain itu, kata Ari, adanya pemilih mengambang ke pasangan calon petahana yang suaranya menambah ke pasangan calon lawan.

Baca juga: Sudirman Said: Relawan Kami Kerja Luar Biasa

“Adanya pemilih mengambang ke paslon yang berhasil menyodok melebihi tangkapan hasil survei,”tutur dia.

Selain itu, tutur Ari, tak lepas dari kinerja partai politik pendukung, tim sukses, serta relawan pasangan calon.

“Salah satu sebabnya karena mesin partai dan timses yang kurang bisa mengamankan potensi suara yang seharusnya bisa atau mampu diraih (sesuai survei),” kata dia.

Di sisi lain, lanjut Ari, kekuatan ketokohan (figur) pasangan calon juga masih lebih dominan menjadi acuan preferensi pemilih untuk menentukan pilihan di TPS.

Hasil resmi penetapan calon terpilih merupakan otoritas KPU untuk mengumumkan dua minggu ke depan.

KPU akan melakukan rekapitulasi hasil suara hingga 9 Juli 2018.

Kompas TV Ada yang menyatakan bahwa siapa yang memenangkan Pilkada 2018 maka ia akan memenangi Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Yusril Disebut Mundur dari PBB karena Akan Masuk Pemerintahan Prabowo, Gerindra: Belum Tahu Ditempatkan di Mana

Nasional
Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Cerita Pejabat Kementan Terpaksa Penuhi Permintaan SYL saat Tak Ada Anggaran

Nasional
Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Pertamina Renjana Cita Srikandi, Wujud Komitmen Majukan Perempuan Indonesia

Nasional
Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Pilkada Jakarta Punya Daya Tarik Politik Setara Pilpres, Pengamat: Itu Sebabnya Anies Tertarik

Nasional
Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Pejabat Kementan Sempat Tolak Permintaan Rp 450 Juta dan iPhone untuk SYL

Nasional
Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Hadiri WWF 2024, Puan Tegaskan Komitmen Parlemen Dunia dalam Entaskan Persoalan Air

Nasional
Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatinan

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut Para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com