Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Diimbau Tak Pulang Serentak pada Tanggal 19 dan 20 Juni

Kompas.com - 18/06/2018, 08:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengimbau para pemudik yang ingin kembali dari kampung halaman untuk tidak melaksanakan perjalanannya pada puncak arus balik Lebaran 2018.

Kementerian Perhubungan memperkirakan, puncak arus balik mudik Lebaran 2018 ini terjadi pada tanggal 19 dan 20 Juni 2018.

"Jika memungkinkan, hindarilah waktu-waktu yang diprediksi akan menjadi puncak arus balik. Jika tidak memungkinkan, tingkatkan kehati-hatian, utamakan keselamatan," ujar Moeldoko seperti dikutip dari siaran pers resmi KSP, Senin (18/6/2018).

Baca juga: Jalur Puncak Macet Sejak Minggu Pagi, Antrean Kendaraan hingga 3 Km

Sementara itu, berdasarkan prediksi KSP, volume arus kendaraan akan melonjak pada tiga jalur mudik utama, yakni akses Pantai Utara Jawa (Pantura), Jalan Tol Cipali serta Jalan Tol Purbaleunyi.

Dari ketiga akses itu, kendaraan akan bertemu di ruas Jalan Tol Cikampek-Jakarta kemudian tersambung ke Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road dan Jagorawi.

Baca juga: Senin-Rabu, Tol Fungsional Dibuka untuk Arus Balik

Apabila pemudik kembali berbarengan pada dua hari tersebut, lanjut Moeldoko, maka dapat dipastikan bakal terjadi kemacetan luar biasa pada jalan-jalan itu.

"Potensi kemacetan bisa terjadi karena kombinasi antara meningkatnya jumlah pemudik serta waktu arus balik yang berlangsung pendek dibandingkan dengan arus mudik sehingga para pengguna jalan akan menggunakan jalan yang sama dalam waktu yang bersamaan," katanya.

Mantan Panglima TNI itu menambahkan, KSP terus berkoordinasi dengan otoritas jalan raya, pengamanan arus mudik dan memonitor perkembangan arus lalu lintas pada jalur-jalur yang biasa digunakan pemudik.

Baca juga: Kisah Masjid Menara Kudus yang Bikin Ciut Nyali Pejabat Nakal (3)

Informasi mengenai kondisi jalur-jalur itu pun akan diinformasikan kepada masyarakat sejak awal sehingga kemacetan dapat diantisipasi.

"Iya ini supaya pemudik mengantisipasi jalur-jalur yang rawan macet. Sekali lagi, kami imbau bagi pemudik untuk mengatur jadwal kembali dari kampung halaman dengan sebaik-baiknya dengan tidak menumpuk pada waktu puncak arus balik," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com