Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mudik Masa Lalu, Gadaikan Mesin Tik karena Wesel Pos Telat Datang

Kompas.com - 14/06/2018, 16:37 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap masa punya kisahnya sendiri. Di era digital, kisah mudik semakin beragam, karena setiap orang bisa berbagi kisahnya tentang perjuangan kembali ke kampung halaman.

Di masa lalu, perjuangan dan kisah para perantau untuk pulang mudik beda lagi.

Salah satunya, kisah berikut, yang diberitakan Harian Kompas, 12 April 1990.

Kala itu, para mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, banyak yang mendatangi Pegadaian menjelang Lebaran tiba.

Kedatangan para mahasiswa ini untuk menggadaikan berbagai barang yang mereka miliki untuk mendapatkan biaya pulang ke kampung halaman.

Baca juga: Kima, Perempuan yang Mudik Naik Vespa Tua dari Tangerang ke Lampung

Barang-barang yang digadaikan merupakan barang yang sebenarnya berperan untuk kelancaran studi mereka. Misalnya, sepeda motor, mesin ketik, radio, dan tape recorder.

Setelah kembali dari kampung halaman, biasanya para mahasiswa ini langsung melunasi pinjamannya untuk "menebus" barang yang telah digadaikan.

Wesel pos telat

Alasan para mahasiswa ini menggadaikan barang-barang tersebut karena kesulitan keuangan.

Salah satu alasannya, kiriman uang melalui wesel pos terlambat.

Bahkan, ada yang menggadaikan mesin "tik" nya demi pinjaman sebesar Rp 60.000, karena sudah dua tahun tidak mudik untuk merayakan Lebaran bersama keluarga.

Masyarakat lebih memilih menggadaikan barang ke pegadaian dibandingkan ke renternir, karena bunga yang dikenakan oleh pegadaian lebih rendah.

Saat itu, bunga yang ditetapkan oleh pegadaian untuk pinjaman sebesar Rp 2.500 hingga Rp 40.000 adalah tiga persen.

Baca juga: Mudik dengan Helikopter Banyak Diminati Pemudik ke Bandung

Sedangkan untuk pinjaman sebesar Rp 40.500 hingga Rp 500.000, dikenai bunga empat persen.

Jangka waktu pelunasanpun terhitung lama, yakni tujuh bulan untuk pinjaman dibawah Rp 40.000.

Untuk pinjaman di atas Rp 40.000, diberikan jangka waktu pelunasan selama empat bulan, namun bunga dihitung sampai bulan ketiga.

Jika waktu pelunasan melebihi dua bulan, terpaksa barang yang menjadi jaminan akan dilelang.

Tercatat, pada Maret 1990, jumlah peminjam mencapai Rp 133.000.000, dengan pelunasan mencapai Rp 140.000.000 sebulan.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Resep Opor Ayam dan Sambal Goreng Jeroan

Kompas TV Pelabuhan Merak menjadi gerbang utama ribuan pemudik yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com