JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengapresiasi upaya Kementerian Luar Negeri hingga Indonesia terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB).
Dalam pemungutan suara Majelis Umum PBB di New York, Jumat (8/6/2018), Indonesia mendapat 144 suara dari 190 negara anggota.
"Selamat kepada Kementerian Luar Negeri, wabil khusus Ibu Menlu dan Dubes Luar Biasa kita di PBB yang sudah bekerja dengan diplomasi tingkat tinggi menyakinkan negara-negara sahabat memberikan suaranya untuk Republik Indonesia mewakili Kawasan Asia Pasifik dalam Keanggotaan Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB dua tahun ke depan," ujar Kharis melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (9/6/2018).
Kharis berharap dengan terpilihnya menjadi anggota DK PBB, Indonesia akan semakin aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Baca juga: Indonesia Terpilih Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB untuk Kali Keempat
Selain itu, pemerintah juga diharapkan berupaya secara maksimal untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan Palestina yang masih terus terjadi.
Menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sebagai anggota DKK PBB, Indonesia dapat mengusulkan pembentukan tim investigasi internasional.
Tim tersebut bertujuan menyelidiki kasus kekerasan yang dialami oleh warga Palestina.
"Indonesia sebagai Anggota DK PBB bisa mengusulkan agar segera dibuat tim investigasi internasional untuk menginvestigasi situasi atau keadaan yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional terkait pembantaian Israel terhadap warga Palestina," kata Kharis.
Terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB diumumkan oleh Presiden Majelis Umum PBB Miroslav Lacjak kemarin di New York, Amerika Serikat.
Indonesia pernah tiga kali menjadi anggota tidak tetap DK PBB yakni periode 1973-1974, 1995-1996, dan 2007-2008.
Dalam periode 2019-2020 Indonesia akan memulai tugasnya pada Januari mendatang. Selain Indonesia, pada periode pemilihan dan keanggotaan ini terpilih juga Belgia, Republik Dominika, Jerman, dan Afrika Selatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.