Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS: Terorisme Bentuk Penyimpangan Agama

Kompas.com - 15/05/2018, 13:46 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menegaskan bahwa aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, merupakan bentuk penyimpangan terhadap ajaran agama.

Sejatinya, kata Hidayat, agama apapun menolak kekerasan dan aksi terorisme.

"Itu (aksi teror) penyimpangan pemahaman terhadap agama manapun. Agama apapun penting untuk dipahami baik dan benar. Agama apapun menolak terorisme," ujar Hidayat di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/5/2018).

Baca juga: Tokoh Lintas Agama dan Profesi Kutuk Keras Tindakan Terorisme

Hidayat pun menekankan pentingnya kehidupan sosial di tengah masyarakat. Menurut dia, suatu keharusan bagi masyarakat untuk bersosialisasi guna menghindari pemahaman agama yang menyimpang.

"Untuk itulah sangat dipentingkan semuanya tadi kehidupan sosial. Kalau kehidupan sosial bagus dia akan bersama masyarakat shalat dengan masyarakat di masjid, mendengarkan pengajian dengan para kiai dan tokoh itu tidak menghadirkan pemahaman menyimpang," kata Hidayat.

"Jadi agama apapun kalau dipahami dengan menyimpang bisa menghadirkan terorisme," ucapnya.

Sebelumnya, serangan teroris terjadi di empat lokasi di Surabaya. Dua keluarga terlibat dalam aksi teror bom tersebut.

Satu keluarga terlibat dalam serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya.

Puji Kuswati melakukan bom bunuh diri bersama dua anak perempuannya, FS (12) dan FR (9), di GKI Diponegoro.

Baca juga: 1 Jam Geledah Rumah Pelaku Bom Polrestabes Surabaya, Polisi Bawa Sekoper Barang

Kedua anak laki-lakinya, YF (18) dan FH (16), meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela dengan mengendarai sepeda motor.

Sementara Dita Upriyanto, sebagai kepala keluarga, melakukan bom bunuh diri di Gereja Pantekosta Pusat dengan mengendarai mobil.

Kemudian, satu keluarga lain terlibat aksi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya.

Tri Ernawati (43) dan Tri Murtono (50), suaminya meledakkan dirinya di pintu gerbang Markas Polrestabes Surabaya dengan dua motor.

Keduanya juga mengajak tiga anaknya, yakni MDA (18), MDS (14) dan putri perempuan bungsunya AAP (7).

Kedua orangtua dan dua anak lelaki tewas di lokasi, sementara putri bungsunya selamat setelah terlempar saat bom diledakkan.

Kompas TV Pihak kepolisian menduga pelaku masuk ke dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com