JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meyakini, kemenangan kelompok oposisi yang dipimpin Mahathir Mohamad pada pemilu Malaysia akan merembet ke Indonesia.
Ia memprediksi koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo juga akan tumbang dan dikalahkan oleh oposisi pada 2019.
"Kemenangan Mahatir peringatan keras bagi pemerintah di Indonesia agar berhati-hati membaca perasaan dan aspirasi masyarakat. Kalau tidak, gejala tumbangnya pemerintahan sudah nampak di depan mata. Jadi waspada lah," kata Fahri saat dihubungi, Jumat (11/5/2018).
Baca juga: Jokowi Telepon Mahathir Mohamad dan Ucapkan Selamat
Fahri mengatakan, peristiwa politik di Malaysia itu menandakan bahwa perubahan politik di masa sekarang ini bisa berlangsung cepat.
Barisan Nasional yang sudah berkuasa di Malaysia selama 60 tahun, bisa dikalahkan oleh Pakatan Harapan.
"Kekuasaan yang begitu kuat nampak begitu mengontrol jalannya negara pun bisa tumbang dalam waktu yang sangat singkat. Apalagi kalau kekuasaan belum terlalu kuat, yang keliatan centang perenang dan galau, itu akan lebih mudah untuk ditumbangkan," kata dia.
Kemenangan Mahatir juga, lanjut Fahri, menunjukkan bahwa pilihan publik di pemilu saat ini sudah sulit diprediksi oleh lembaga survei sekalipun.
Baca juga: Ketum PAN: Kemenangan Mahathir Jadi Inspirasi untuk Indonesia
Sebab, sebelumnya sejumlah survei di Malaysia justru memprediksi Najib yang keluar sebagai pemenang.
"Hati-hati dengan perasaan publik, dengan pikiran publik yang kadang-kadang tidak bisa ditebak oleh lembaga-lembaga survei karena zaman ini zaman yang lebih dinamis. Perasaan publik itu kadang penuh misteri," kata Fahri.
Oleh karena itu, lanjut Fahri, survei yang dirilis berbagai lembaga yang memenangkan Jokowi saat ini belum tentu akan menjadi kenyataan pada Pilpres 2019 mendatang.
Apalagi, sampai saat ini juga belum terlihat siapa lawan pasti yang akan bertanding dengan Jokowi.
Baca juga: Mahathir Mohamad Resmi Menjadi Perdana Menteri Ketujuh Malaysia
"Tampak-tampaknya memang kita akan memiliki pemimpin baru tahun depan. Orang yang lebih mengerti perasaan masyarakat, yang akan sanggup menjurubicarai perasaan yang tidak terkatakan," kata Fahri.
"Sepertinya kekuasaan yang ada sekarang ini dan koalisi pemerintah yang ada sekarang ini akan berakhir. Cukup sampai disini," tambahnya.
Hasil akhir pemilu Malaysia, menunjukkan keunggulan koalisi Pakatan Harapan (PH) dalam perolehan kursi parlemen atau Dewan Rakyat.
Koalisi PH yang dipimpin Mahathir meraih 113 kursi dari total 222 kursi Dewan Rakyat yang diperebutkan. Di sisi lain Koalisi Barisan Nasional yang dipimpin sang petahana Najib Razak hanya meraih 79 kursi.
Baca juga: Mahathir Mohamad: Angin Perubahan Telah Melanda
Mahathir Mohammad, resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah mengucapkan sumpah jabatan di Istana Negara, Damansara, Malaysia, Kamis malam, 10 Mei 2018.
Dengan dilantiknya Mahathir, ia menjadi perdana menteri ketujuh Malaysia. Jabatan ini merupakan yang kedua kali bagi Mahathir setelah menjadi perdana menteri pada 1981-2003.