Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Harap Ada Investigasi Mendalam Terkait Kerusuhan Mako Brimob

Kompas.com - 09/05/2018, 20:28 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani berharap pihak-pihak terkait perlu melakukan investigasi secara mendalam atas insiden kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat sejak Selasa (8/5/2018) malam.

Kerusuhan itu mengakibatkan lima anggota kepolisian dan satu narapidana terorisme tewas.

"Perlu digelar investigasi yang mendalam, independen dalam kasus ini, harus segera dilakukan," kata Yati kepada Kompas.com, Rabu (9/5/2018) malam.

Di sisi lain, hasil investigasi ini nantinya bisa mengungkap kronologi dan informasi rinci peristiwa secara jelas, jernih dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut Yati, hal itu ditujukan untuk menghindari spekulasi liar yang berkembang di ranah publik.

"Pemicu dari peristiwa ini harus diungkap secara jujur, informasi yang jelas, clear, dan dapat dipertanggungjawabkan. Harus disampaikan secara terbuka agar tidak muncul spekulasi dan ketakutan di masyarakat," kata dia.

Baca juga: Polri Sebut Tuntutan Napi Teroris Mulanya Sepele, Lalu Ingin Bertemu Aman Abdurrahman

Polri juga diharapkan bisa menempuh langkah strategis agar peristiwa kerusuhan ini tak lagi terulang ke depannya. Sebab, kata Yati, aksi kerusuhan juga sempat terjadi sebelumnya di Mako Brimob.

"Perlu pendekatan yang meminimalkan kemungkinan jatuh korban lebih banyak harus dilakukan, untuk memastikan tidak terjadi peristiwa berulang yang sama mengingat kerusuhan sebelumnya juga terjadi," ujar Yati.

Yati mengungkapkan, Kontras menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa ini.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal mengungkapkan insiden antara narapidana terorisme dan beberapa polisi berawal dari keributan antara tahanan dan petugas kepolisian.

Baca juga: Satu Personel Densus 88 Masih Disandera Napi Teroris di Mako Brimob

Keributan tersebut bermula dari penolakan pihak keluarga narapidana terorisme saat polisi hendak memeriksa makanan yang dibawa. Ketika itu pihak keluarga bermaksud menjenguk salah satu narapidana terorisme.

Saat terjadi keributan beberapa petugas polisi disandera. Ada enam polisi yang disandera sejak kemarin dan senjata diduga direbut oleh para tahanan narapidana teroris.

Kompas TV Jalan menuju Mako Brimob Kelapa Dua Depok, ditutup, karena polisi masih menangani kericuhan yang diduga melibatkan napi terorisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

Nasional
Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

Nasional
Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar Tapi dari Bawah

Nasional
Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Jokowi Sebut Minimnya Dokter Spesialis Kerap Jadi Keluhan Warga

Nasional
Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Bappenas Integrasikan Rencana Pemerintah dengan Program Kerja Prabowo

Nasional
BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

BMKG Sebut Udara Terasa Lebih Gerah karena Peralihan Musim

Nasional
Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com