JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri memastikan akan segera menindaklanjuti kasus tersebarnya rekaman percakapan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto mengatakan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari Menteri Rini terkait kasus tersebarnya rekaman percakapan itu.
"Ada laporan kami terima. Kami (akan) laksanakan penyelidikan," kata Ari saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (2/5/2018).
Ari tidak bicara banyak terkait detail laporan tersebut. Hanya saja ia mengatakan bahwa laporan sudah ada dan disampaikan oleh pengacara Menteri Rini.
Sebelumya, seperti dikutip dari Kontan, Rini Soemarno mengaku sudah melaporkan penyebaran pembicaraannya dengan Sofyan Basir yang diduga diedit untuk menampilkan adanya bagi-bagi saham BUMN.
Baca juga : Bareskrim: Kasus Rekaman Menteri Rini Sudah Ada Laporannya
“Jadi kemarin saya berikan kuasa untuk pengaduan dan pelaporan kepada polisi. Jadi sekarang sudah diserahkan kepada polisi prosesnya, kita menunggu aja secara hukum hasil dari penyidikan dari polisi,” ujarnya.
Seperti diketahui, rekaman percakapan antara Menteri Rini dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir tersebar di media sosial.
Percakapan itu menjadi sorotan lantaran disebut-sebut membahas soal bagi-bagi saham di BUMN.
Dalam percakapan mengenai saham, Rini sempet menyebut dua perusahaan BUMN yakni Pertamina dan PLN. Sementara Sofyan menilai bagi-bagi saham masih terlalu kecil.
Sofyan juga sempat menyebut nama Ari. Namun tidak jelas siapa Ari dimaksud. Hanya dalam percakapan itu, ia bercerita kepada Rini kalau dia bertemu dengan Ari dan meminta agar masalah pembagian saham dibicarakan lagi.
Namun lagi-lagi tak jelas untuk apa Sofyan atau PLN memperebutkan saham perusahaan yang diperbincangkan tersebut.
Baca juga : Rekaman Percakapan yang Bocor dan Berangnya Menteri Rini Soemarno
Kementerian BUMN melalui Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro langsung membantah bahwa rekaman tersebut bicara soal bagi-bagi saham.
Menurut dia rekaman itu sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan.