Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pascaserangan ke Suriah, Menlu RI Panggil Dubes AS dan Sekutunya

Kompas.com - 20/04/2018, 20:37 WIB
Moh Nadlir,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memanggil Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan, Dubes Inggris Moazzam Malik, dan Dubes Perancis Jean-Charles Berthonnet pada Kamis (19/4/2018).

Retno mengatakan, ketiga Dubes tersebut diminta untuk menjelaskan posisi mereka usai serangan udara ke Suriah. Adapun sikap Indonesia adalah mengimbau semua pihak mencegah semakin memburuknya kondisi di Suriah usai serangan balasan kepada rezim Bashar Al-Assad tersebut.

"Ketiga Dubes menyampaikan posisi negara mereka. Kita menyampaikan posisi kita," kata Retno di Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Indonesia juga menegaskan kepada semua pihak untuk menghormati Piagam PBB tentang keamanan dan perdamaian internasional. Termasuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat sipil, terutama wanita dan anak-anak yang harus diprioritaskan.

Tak berbeda, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha C. Nasir juga mengatakan, pertemuan tersebut untuk menjelaskan posisi masing-masing negara terkait serangan ke Suriah.

(Baca: SBY Khawatir Serangan AS ke Suriah Bisa Buat Dunia "Kiamat")

Indonesia juga menyatakan kembali kecamannya akan penggunaan senjata kimia oleh siapapun pihaknya dalam serangan itu.

"Kita meminta bahwa semua pihak memperhatikan aspek kemanusiaan khususnya perempuan dan anak-anak. Agar semua pihak menghormati hukum-hukum internasional khususnya terkait PBB," kata Tata.

Indonesia juga mengingatkan kepada semua negara, khsususnya ketiga negara tersebut untuk mendorong perdamaian di Suriah melalui jalur perundingan.

Sebelumnya, pemerintah AS, Inggris, dan Perancis akhinya memutuskan untuk melakukan serangan militer terhadap rezim Bashar al-Assad.

Serangan ini merupakan respons AS terhadap dugaan serangan senjata kimia yang disebut Trump sebagai sebuah "kejahatan seorang monster".

(Baca: PP Muhammadiyah: Kalau Serangan AS Dibalas Rusia, Ujung-ujungnya Suriah Hancur...)

Trump menambahkan, operasi gabungan dengan angkatan bersenjata Perancis dan Inggris kini tengah berlangsung.

Tak lama setelah pernyataan Trump itu, serangkaian ledakan terdengar di ibu kota Suriah, Damaskus pada pukul 01.00 GM atau sekitar pukul 07.00 WIB.

Usai serangkaian ledakan itu, koresponden AFP di Suriah, mendengar suara jet-jet te mpur di langit kota Damaskus. Asap hitam terlihat membubung dari sisi utara dan timur kota terbesar di Suriah itu.

Serangan udara itu disebut menghantam tiga target.Ketiga target itu adalah pusat riset di dekat Damaskus, fasilitas gudang, dan pos komando juga di dekat ibu kota, serta fasilitas penampungan senjata kimia di dekat Homs.

Kompas TV Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri terus berupaya memastikan keselamatan WNI di Suriah pasca serangan amerika serikat dan sekutunya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com