BULAN April, bulan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara belum lagi berlalu. Tahun ini, TNI AU yang masuk ke usia 72 tahun, kembali menunjukkan kepiawaiannya dan upayanya mendekatkan diri kepada masyarakat umum melalui Pesta Rakyat yang digelar tiga hari sebelum 9 April 2018.
Masih melekat dalam ingatan, bagaimana saat menjadi inspektur upacara dalam perayaan HUT ke-72 TNI AU di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Yuyu Sutisna menyatakan, “Pentingnya menjadi insan dirgantara yang ksatria, militan, loyal, profesional dan modern.”
KSAU Marsekal Yuyu Sutisna merumuskannya dengan tepat. Selajur kriteria yang sangat pas. Ramuan yang pasti –dengan izin Yang Maha Kuasa- mampu membentuk insan dirgantara kita yang unggul di antara bangsa-bangsa di dunia.
Kriteria
Bayangkan, begitu lengkap, sempurna dan berat sekali kriteria ini bila dijabarkan.
Pertama, para insan dirgantara itu harus ksatria, yaitu seorang prajurit yang gagah dan pemberani.
Kedua, ia harus bersikap militan, yaitu bersemangat tinggi, penuh gairah dan berhaluan keras membela udaranya, TNI dan bangsanya.
Ketiga, ia harus loyal, atau setia penuh kepada matranya: TNI Angkatan Udara.
Keempat, ia seorang yang profesional, yaitu punya kepandaian khusus yang gemilang.
Kemudian kelima, ia bersikap modern, menguasai sesuatu yang muktahir dalam bidang keahliannya.
Tidak bisa kita sangsikan, insan dirgantara dengan kelima kualifikasi yang secara khusus disebutkan KSAU tersebut hanya bisa dihasilkan oleh Akademi TNI Angkatan Udara (disingkat AAU).
Pendidikan militer setara perguruan tinggi yang mencetak elang-elang tanah air Indonesia, yang berlokasi di Lanud Adisutjipto, Maguwohardjo, Yogyakarta.
Sejarah Akademi Angkatan Udara
Dalam laman situs AAU dituliskan, AAU mulanya adalah Sekolah Penerbang yang didirikan pada tanggal 15 November 1945 oleh Agustinus Adisutjipto di Pangkalan Udara Maguwo (Lanud Adisutjipto) Yogyakarta.
Dalam Aku Sayap Tanah Air! Kisah Hidup dan Perjuangan Bapak AURI Marsekal R. Soeriadi Suryadarma (2015), KSAU pertama ini menaruh perhatian tertinggi pada bidang pendidikan penerbang karena Indonesia yang baru merdeka memang sangat kekurangan penerbang.