Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketum PPP Minta Amien Rais Tak Pancing Masyarakat dengan Sentimen Agama

Kompas.com - 14/04/2018, 15:29 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy meminta Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tak memancing sentimen agama dengan membuat dikotomi partai setan dan partai agama.

"Yang disebut namanya partai Allah minimal asasnya Islam. Jadi kalau bukan Islam bagaimana bisa disebut partai Allah. Ditanyakan saja partai yang disebut tadi berasaskan Islam atau bukan. Wong yang asasnya Islam saja belum tentu dikatakan partai Allah, apalagi yang bukan Islam," kata Romi, sapaannya, di sela pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP, di Hotel Patra, Semarang, Sabtu (15/4/2018).

Romi melanjutkan partai setan yang dimaksud oleh Amien dipastikan tak ada di Indonesia. Ia pun meminta Amien tak memprovokasi masyarakat dengan menggunakan sentimen agama. Menurut dia, akan berbahaya jika elite politik menggunakan sentimen agama untuk memprovokasi massa.

Baca juga : Cara Wiranto Meneduhkan Polemik Amien Rais dengan Luhut Pandjaitan

Ia pun meminta Amien tak menggunakan sentimen agama untuk kepentingan politik jangka pendek, apalagi sekadar untuk meraih kemenangan.

"Saya cuma mau mengatakan kemenangan tidak harus dilakukan dengan cara seperti itu. Nanti malu sendiri kalau sudah dilakukan seperti itu kalah juga. Jangan sampai agama kalah karena simbol itu sendiri. Jangan-jangan nanti mereka enggak percaya lagi dengan simbolnya sendiri," lanjut dia.

Sebelumnya Amien dalam sebuah ceramah di Jakarta mendikotomikan adanya partai setan dan partai Allah.

Ia awalnya mengajak semua pihak termasuk PAN, PKS, dan Gerindra bersama umat Islam berjuang bersama membela agama.

Kemudian, ia menyebut sebaliknya ada pula partai besar yang bergabung dengan partai setan. Namum, saat dikonfirmasi partai mana yang dimaksud partai setan, ia enggan menjawab.

Kompas TV Sohibul Iman meminta Prabowo Subianto yang sudah deklarasi sebagai capres 2019 untuk mengambil satu dari sembilan kader PKS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com