Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo Desak Facebook Ungkap Jumlah Data Pengguna di Indonesia yang Bocor ke CubeYou

Kompas.com - 09/04/2018, 18:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara sudah mendapatkan laporan mengenai data pengguna Facebook di Indonesia yang tidak hanya bocor ke Cambridge Analitica, melainkan juga bocor ke CubeYou.

CubeYou adalah firma analis pihak ketiga yang mengumpulkan data pengguna Facebook melalui kuis kepribadian.

CubeYou diduga menyerahkan data pengguna Facebook ke para pengiklan agar lebih mudah menyasar target pasar.

Meski demikian, Rudiantara belum dapat memastikan berapa jumlah data pengguna Facebook di Indonesia yang bocor ke CubeYou.

"Saya baru update tadi pagi, ada lagi aplikasi yang mirip Cambridge Analitica. Tapi saya sudah telepon Facebook, tolong secepatnya kalau ada yang berkaitan dengan data pengguna Facebook Indonesia, sampaikan kepada kami," ujar Rudiantara di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (9/4/2018).

(Baca juga: Polri Akan Panggil Facebook Terkait Bocornya Data Pengguna di Indonesia)

Ketika ditanya apakah Kemenkominfo memberikan batas waktu bagi Facebook untuk menyerahkan laporan berapa data pengguna Facebook di Indonesia yang bocor ke CubeYou, Rudiantara mengatakan, tidak memberikan batas waktu.

"Kalau saya minta dua hari, tapi enggak bisa dikerjakan dua hari, kan, sama saja bohong. Tunggu saja," ujar dia.

Meski demikian, Rudiantara yakin Facebook berkomitmen terhadap regulasi yang ada di Indonesia.

"Tapi soal transparansi, perusahaan sekelas Facebook yang sudah listed di New York dan yang nilai kapitalisasi pasarnya ratusan triliun rupiah pasti enggak akan main-main dengan regulasi," lanjut dia.

(Baca juga: Panggil Facebook, Komisi I DPR Juga akan Cecar soal Pajak)

Kemenkominfo sudah memberikan teguran tertulis dan teguran lisan ke Facebook. Namun, dua teguran itu bukan terkait kebocoran data pengguna Facebook ke CubeYou, tetapi ke Cambridge Analitica.

Rudiantara juga belum mendapatkan laporan mengenai jumlah pasti data pengguna Facebook di Indonesia yang bocor ke Cambridge Analitica.

"Dari teguran tertulis yang kami keluarkan, kami minta kepada Facebook untuk update terus mengenai jumlah data dari pengguna berasal dari Indonesia (yang bocor ke Cambridge Analitica). Sebab, angkanya, kan, berubah," ujar Rudiantara.

Setelah Cambridge Analytica dan AggregateIQ, kini giliran CubeYou yang ditangguhkan dari jejaring sosial Facebook. Lagi-lagi, hal ini menyusul temuan pencurian data pribadi pengguna.

(Baca juga: 1 Juta Data Pengguna Indonesia Bocor, Ketua DPR Usul Bentuk Pansus Facebook)

Sama seperti Cambridge Analytica, CubeYou adalah firma analis pihak ketiga yang mengumpulkan data pengguna Facebook lewat kuis kepribadian.

CubeYou sesumbar data itu untuk kepentingan riset pendidikan yang sifatnya non-profit.

Setelah diselidiki, klaim itu agaknya bualan belaka. CubeYou diduga menyerahkan data pengguna Facebook ke para pengiklan agar lebih mudah menyasar target pasar.

Pihak Facebook mengklaim telah memblokir layanan CubeYou dari platform-nya dan melakukan audit.

"Kami telah menangguhkan CubeYou dari Facebook dan terus menginvestigasi mereka. Jika hasil akhirnya mereka tak lolos audit, aplikasi mereka akan diblokir permanen dari Facebook," kata Vice President of Product Partnerships Facebook, Ime Archibong.

Pada situs resminya, CubeYou sesumbar memiliki akses ke Personally Identifiable Information (PII) yang selama ini menjadi buruan pengiklan.

Data dalam PII mencakup nama lengkap, e-mail, nomor telepon, alamat IP, dan sebagainya.

CubeYou juga punya data referensi dan pola pengguna, seperti likes, follows, tipe unggahan, komentar, check-ins, serta merek atau selebritas mana yang di-mention dalam unggahan mereka.

"PII ini berasal dari panelis kami yang telah terverifikasi, lalu dicocokkan dengan sumber-sumber data online maupun offline lainnya," begitu tertulis pada situs resmi CubeYou, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (9/4/2018), dari CNBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com