Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Gerbang Utama Sambut Tamu Kenegaraan

Kompas.com - 09/04/2018, 10:00 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma dianggap tempat yang paling cocok dan aman untuk menerima kunjungan tamu-tamu resmi negara. Sebab, letaknya strategis di ibukota bagian timur.

Jarak jangkaunya lebih dekat menuju Istana Negara dan pusat pemerintahan. Hal ini membuat Halim Perdanakusuma menjadi pilihan ideal sebagai pintu masuk dan keluar tamu penting kenegaraan dari penjuru dunia.

Tak hanya itu, bandara tersebut memiliki kelengkapan untuk protokoler yang lebih siap dibandingkan yang lain. Maka pantas bandara itu dijuluki “Pintu Gerbang Negara” sebagaimana judul buku mengenai Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma yang diterbitkan pada 2003.

(Baca juga: Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Bagian I))

Tak hanya tamu dari negara lain, lanud itu juga menjadi tempat kedatangan dan lepas landas presiden hingga pejabat negara. Di samping itu, Halim Perdanakusuma juga menyediakan jalur penerbangan untuk pesawat komersil.

Sebagai “pintu gerbang negara”, Lanud harus nampak indah dan bersih. Oleh karena itu, pada 1989, dibuat suatu operasi RITA yang merupakan singkatan dari Resik, Indah, Tertib dan Aman. Operasi ini dilakukan anggota dan warga Lanud Halim Perdanakusuma secara berkelanjutan.

Lanud Halim Perdanakusuma sebelumnya bernama Pangkalan Udara Tjililitan. Namanya resmi diganti pada 17 Agustus 1952 bertepatan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-7. Pergantian nama berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor 76/48/PEN-2/1952.

Kegiatan pertama yang dilakukan setelah berganti nama yakni berkumpulnya pandu-pandu udara dari Jawa, Sumatera, dan Kalimantan melakukan aeromodeling dan terbang layang.

(Baca juga: Semangat Penerbang Muda dalam Serangan Balasan TNI AU ke Belanda (Bagian II))

Kegiatan tersebut kemudian melahirkan organisasi Aeroclub Nasional Jakarta pada 4 Mei 1953. Pelaksanaan olahraga dirgantara ini mendapat dukungan pimpinan TNI AU sehingga pada 1966, dibentuk cabang olahraga dirgantara terjun payung.

 

Dikaitkan dengan G-30S

Lanud Halim Perdanakusuma pernah dikait-kaitkan dengan Gerakan 30 September 1965. Lubang Buaya yang dijadikan lokasi pembantaian massal itu dianggap berada dalam wilayah Lanud Halim Perdanakusuma.

Anggapan itu dibantah keras oleh Suharto yang saat itu menjabat Pangkostrad TNI. Namun, ia tak menutup kemungkinan jika ada oknum Angkatan Udara yang terlibat dalam peristiwa ini.

(Baca juga: PHB AURI, Tulang Punggung Komunikasi Pejuang Kemerdekaan RI)

“Oleh sebab itu, saya sebagai warga Angkatan Darat RI mengetuk jiwa patriot anggota Angkatan Udara, bilamana ada oknum Angkatan Udara yang terlibat dengan pembunuhan yang kejam atas para jenderal yang tidak berdosa ini, saya mengharapkan agar angkatan udara mebersihkan anggota-anggota yang terlibat dalam petualangan ini,” kata Suharto sebagaimana dikutip dari buku “Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma: Pintu Gerbang Negara”, 2003.

Dalam buku itu dijelaskan, di Lanud Halim Perdanakusuma ada juga wilayah hyang disebut Lubang Buaya. Kini telah berubah menjadi Padang Golf Halim II dan Komplek Perumahan anggota TNI AU Dirgantara. Namun, Lubang Buaya yang diduga menjadi lokasi peristiwa G-30S terletak di wilayah Bekasi.

Lubang Buaya di Bekasi dan Halim Perdanakusuma itu dipisahkan Jalan Raya Pondok Gede. Saat ini, Lubang Buaya di Bekasi itu menjadi Monumen Pancasila Sakti dan menjadi bagian dari Jakarta Timur.

***
Dalam rangka HUT ke-72 TNI AU ini pula, Kompas.com akan menayangkan sejumlah berita-berita angkatan udara Indonesia sejak dahulu hingga saat ini, termasuk kisah-kisah heroik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Simak selengkapnya di Kompas.com sepanjang hari ini.

Kompas TV Dengan diadakannya acara ini, TNI AU ingin lebih mendekatkan diri kepada masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com