Sementara masyarakat Jawa Timur menyukai Emil Elestianto karena faktor intelektual sebesar 24 persen, tokoh muda 13,3 persen dan sosok yang tegas 10,1 persen. Di sisi lain, masyarakat menyukai Puti karena keturunan Soekarno sebesar 20 persen, pintar sebanyak 14,8 persen dan jujur sebesar 9,3 persen.
Qodari mengungkapkan, masyarakat Jawa Timur cenderung mengutamakan faktor pengalaman dalam memilih calon gubernur dengan persentase 15,7 persen. Disusul dengan faktor kedekatan dengan rakyat sebesar 14,3 persen, ketegasan 10,9 persen dan berjiwa sosial dan dermawan sekitar 6,4 persen.
"Alasan yang banyak diungkap publik dalam memilih calon wakil gubernur yaitu pintar 23 persen, pasangan cocok 11,8 persen, orangnya tegas 8,3 persen, orangnya jujur 6,6 persen, dan masih muda 6 persen," kata dia.
Qodari memprediksi akan terjadi dinamika politik yang sangat kompetitif yang berpotensi meningkatkan potensi pertarungan politik di tingkat akar rumput cenderung keras dan tajam.
Survei tersebut dilaksanakan di 38 kabupaten/kota di wilayah Jawa Timur sejak tanggal 29 Januari-4 Februari 2018. Jumlah responden sebanyak 800 orang dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,46 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metodologi yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data, wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuesioner.
Dalam peta koalisi Pilkada Jawa Timur, Saifullah-Puti didukung koalisi PDI-P, PKB, Gerindra, dan PKS mendapat elektabilitas 44,0 persen. Sementara, Khofifah-Emil mendapat dukungan koalisi PPP, Golkar, Hanura, PAN, Nasdem, dan Demokrat.