JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta bantuan kementerian lain untuk bersama-sama ambil bagian dalam program pencegahan stunting atau kekerdilan fisik akibat gizi buruk.
"Jadi sebenarnya (lebih baik) kita keroyokan deh istilahnya, jadi lebih baik," ujar Nila, usai menghadiri pertemuan nasional penurunan stunting di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (28/3/2018).
Menurut Menkes, stunting tidak hanya persolan kesehatan, misalnya asupan gizi kepada masyarakat. Namun, banyak hal lain yang dianggap punya keterkaitan dengan stunting. Misalnya, ketersediaan air bersih hingga sanitasi.
Namun, menurut Nila F Moeloek, program-program tersebut tidak bisa diupayakan oleh Kementerian Kesehatan saja, tetapi juga kementrian yang terkait dengan infrastuktur.
Selain itu, Menkes juga meminta agar Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise untuk "turun gunung". Misalnya, tutur Nila, dengan tidak memperbolehkan kawin dini.
(Baca juga: Wapres Minta Kades yang Berhasil Cegah "Stunting" Diberi Penghargaan)
Tanpa pengetahun yang baik untuk mengurus anak, maka orang tua bisa abai terhadap asupan gizi kepada anaknya. Kekurangan asupan gizi ini menjadi faktor yang bisa membuat stunting atau kekerdilan fisik.
"Kementerian Agama juga. Nasihat perkawinan itu kami meminta betul bukan hanya bagaimana membina rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah saja, tetapi juga kesehatan bagaimana merencanakan keluarga dengan baik," kata dia.
Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Menteri Kesehatan Nila F Moeloek untuk menaruh perhatian lebih kepada program-program kesehatan pemerintah masa lalu.
Menurut Wapres, banyak program kesehatan pemerintahan Orde Baru yang dilupakan. Padahal tutur dia, beberapa program tersebut sangat bermanfaat untuk masyarakat.
Wapres menyebut program tersebut di antaranya yakni program-program penyuluhan di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).