"Mengingat haji, kan, ada antreannya, nanti saya bicarakan dengan Menteri Agama ya," kata Presiden Jokowi lagi.
Penyumbang harta pasca-kemerdekaan
Selain mengungkapkan permohonannya, Nyak Sandang juga sempat menunjukkan surat obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950.
Nyak Sandang ikut menyumbangkan harta kekayaannya kepada pemerintah agar bisa membeli pesawat terbang pertama di Indonesia.
Ia bercerita, hal itu berawal dari kunjungan Proklamator Soekarno ke Aceh pada tahun 1948. Saat itu, Soekarno sedang mencari dana untuk pembelian pesawat pertama pasca-kemerdekaan RI.
Nyak Sandang yang saat itu berusia 23 tahun kemudian menjual sepetak tanah dan 10 gram emas dengan harga Rp 100. Nyak Sandang pun menyerahkan hasil penjualan hartanya itu kepada negara.
Baca juga: PAN: Program Sertifikat Tanah Jokowi Jadi Jebakan Maut untuk Masyarakat
Saat itu, Soekarno menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebesar SGD 120.000 dan 20 kilogram emas murni.
Dengan uang itu, Soekarno membeli dua unit pesawat terbang yang masing-masing ia beri nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002.
Kedua pesawat terbang itu merupakan cikal bakal maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Di penghujung pertemuan, Nyak Sandang mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang sudah meluangkan waktu untuk mendengar keluh kesahnya.
"Terima kasih Bapak Presiden sudah punya waktu untuk kami," kata Nyak Sandang.