Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelanjutan Program Pembuatan Pesawat Tempur KF-X/IF-X Belum Jelas

Kompas.com - 21/03/2018, 14:42 WIB
Moh Nadlir,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelanjutan program pembuatan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KF-X/IF-X) yang merupakan kerja sama antara Indonesia-Korea Selatan saat ini belum jelas.

Padahal, beberapa waktu lalu proyek dengan total investasi kedua negara yang mencapai 8 miliar dollar AS itu diklaim sudah masuk tahap engineering manufactur development (EMD).

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja kemudian menjelaskan mengenai nasib program pembuatan pesawat tersebut.

"Kami membahas kelanjutannya itu (KF-X/IF-X)," kata Hadi seusai rapat koordinasi khusus (rakorsus) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum ,dan Keamanan, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

(Baca juga: Proyek Pesawat Tempur KFX/IFX Diyakini Akan Sukses, Lebih Canggih dari F-16)

Saat ini, menurut Hadi, belum ada keputusan akhir apakah program yang dibiayai Korea Selatan 80 persen dan Indonesia 20 persen itu dilanjutkan atau tidak.

"Hasilnya kan cuma dua, dilanjutkan atau tidak. Tapi (nanti) Pak Menko (Menko Polhukam Wiranto) yang menjelaskan. Itu keputusannya di Pak Menko (Polhukam)," kata Hadi.

Hadi membantah bahwa program tersebut akan dihentikan karena kendala lisensi teknologi yang tidak kunjung diberikan oleh Amerika Serikat.

Lisensi itu yakni electronic optics targeting pod (EOTGP), infrared system targeting (IRST), radar active electronically scanned array (AESA), dan radio frequency jammer.

"Enggak, enggak (ada kendala lisensi)," ucap dia.

(Baca juga: KF-X/IF-X dan Mimpi Jet Tempur Indonesia)

Hadi juga menbantah bahwa masalah anggaran menjadi penyebab tidak jelasnya program pembuatan pesawat tersebut.

"Saya tidak bisa komentar. Nanti Pak Menko (Polhukam). Tunggu Pak Menko (Polhukam) ya," ujar Hadi.

Tak berbeda, Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) Elfien Guntoro yang hadir dalam rakorsus tersebut juga tak bersedia menjelaskan hasil rapat soal perkembangan program pembuatan pesawat KFX/IFC.

"Saya cuma hadir saja. Saya enggak bisa kasih komentar," kata mantan Direktur Utama PT Pelni (Persero) tersebut.

Hadir juga dalam rakorsus tersebut antara lain Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan pihak lainnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhan, Anne Kusumayati sebelumnya mengatakan, pengembangan pesawat tersebut terkendala pengadaan beberapa komponen yang lisensinya dimiliki Amerika Serikat.

Korea Selatan dan Indonesia sejatinya mencoba menyiasati kendala itu, yakni berkolaborasi dengan negara-negara di Eropa untuk pengadaan komponen tersebut.

Kerja sama pengembangan jet tempur generasi 4,5 tersebut telah dimulai sejak 2016.

Ditargetkan pada 2019 prototipe pesawat tempur tersebut diproduksi. Kemudian, pesawat dapat diluncurkan dan bisa terbang pada 2021. Pada 2026, diharapkan pesawat tempur KFX/IFX bisa mendapatkan type certificate.

Kompas TV Menteri Pertahanan dan Panglima TNI, Rabu (28/2) siang tadi menerima 24 pesawat F-16 dari Amerika Serikat di Pangkalan Udara Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com