JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Bank Indonesia menjaga stabilitas kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Sebab, depresiasi rupiah terhadap mata uang asing khususnya Dolar AS bisa berimbas pada bertambahnya beban dalam pembayaran utang luar negeri.
Bambang mengatakan, posisi terakhir utang luar negeri Indonesia sudah di angka 357,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 4.915 triliun kurs Rp 13.750 per dollar AS.
"Angka ini tumbuh sebesar 10 persen dibanding bulan yang sama pada tahun lalu," kata Bambang di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/3/2018).
Politisi PArtai Golkar ini pun mengingatkan BI agar terus menjaga kelancaran sistem pembayaran utang luar negeri.
"Mengingat kurs rupiah terhadap dolar saat ini mencapai Rp 13.767 dan hal tersebut bisa berpengaruh terhadap jumlah utang luar negeri Indonesia,” ujarnya.
(Baca juga: Ini Cara Pemerintah Melunasi Utang Luar Negeri yang Tembus Rp 4.000 Triliun)
Politikus berlatar belakang pengusaha itu juga meminta pemerintah meningkatkan kinerja di bidang perekonomian.
Salah satunya adalah menggenjot cadangan devisa. Terutama, pendapatan devisa dari kegiatan ekspor untuk memperbaiki rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa.
"Sehingga ketahanan ekonomi domestik tetap terjaga," ujar dia.