Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Mengurai Potensi Konflik Indonesia-Australia di Bidang Pertahanan

Kompas.com - 14/03/2018, 08:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TADI malam, Selasa (13/3/2018), pada Forum IKAHAN, Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia - Sarsono Tambunan Lecture Series, saya berkesempatan berbagi menyampaikan tentang potensi konflik dalam hubungan Indonesia-Australia.

Sebagai dua negara yang bertetangga dekat Indonesia memang menyimpan beberapa potensi konflik dalam kerangka hubungan antarkedua negara. Perbedaan budaya, bahasa yang digunakan, orientasi dan visi ke depan serta, kemajuan teknologi adalah beberapa dari permasalahan yang bisa saja menimbulkan kesalah-pahaman.

IKAHAN dan SAG, Senior Advisory Group, merupakan sebuah wadah bersama Indonesia-Australia yang bersama dengan kegiatan-kegiatan lain yang telah ada sebelumnya terus menerus berupaya agar hubungan baik antara Indonesia dan Australia berada dalam jalur yang baik sebagai tetangga dekat.

Baca juga : Chappy Hakim Ungkap Penyebab Lubang di Pertahanan Udara Indonesia

Secara berkala, IKAHAN-SAG menyelenggarakan Nite Lecture yang diisi oleh narasumber orang Indonesia dan Australia dengan mengangkat berbagai topik yang bermanfaat bagi hubungan kedua negara.

Forum ini dinamakan Sarsono Tambunan Lecture Series, sebagai penghormatan kepada dua orang Perwira Tinggi TNI AD yang banyak berjasa dalam menggalang dinamika hubungan Indonesia-Australia, yang sekaligus merupakan siswa tamu pada urutan awal pertukaran Perwira Siswa tingkat Command and Staff College di Canberra.

Tahun ini, IKAHAN memasuki usianya yang ke-7 dan menyelenggarakan Nite Lecture dengan topik bahasan megenai pengelolaan wilayah udara nasional dalam kaitannya dengan hubungan Indonesia-Australia.

Acara Lecture yang sudah baku dan teratur dengan baik, dimulai dengan makan malam bersama yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi topik bahasan serta sesi tanya jawab. Di luar dugaan, cukup banyak peserta yang antusias mengikuti Nite Lecture Series kali ini.

Tampak hadir antara lain Wakil Duta Besar Australia, Atase Pertahanan, Atase Udara Australia, staf urusan politik pada kedutaan besar Australia, serta lebih dari 100 anggota IKAHAN yang teridiri dari orang Indonesia dan Australia.

Sesi foto bersama Chappy Hakim dengan anggota Forum Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia - Sarsono Tambunan Lecture Series, Selasa (13/3/2018).Dok Chappy Hakim Sesi foto bersama Chappy Hakim dengan anggota Forum Ikatan Alumni Pertahanan Indonesia Australia - Sarsono Tambunan Lecture Series, Selasa (13/3/2018).
Sebuah kehormatan bagi saya pribadi, memperoleh kesempatan berbagi sebagai penyaji materi tunggal di malam itu.

Respons hadirin dalam sesi diskusi dan tanya jawab sebagai refleksi dari perhatian yang cukup baik terhadap masalah pengelolaan wilayah udara sangat membantu dalam membangun atmosfer positif dari hubungan baik Indonesia-Australia.

Wakil Duta Besar Australia yang kebetulan duduk bersama dengan saya dalam satu meja, mengutarakan bahwa masalah keudaraan memang jarang dibahas, tidak saja di Indonesia akan tetapi juga di Australia.

Beliau, sebagai diplomat karier yang pernah menjadi duta besar Australia di Vietnam sangat sepaham dengan bagaimana permasalahan wilayah udara di kawasan Pasifik sudah waktunya memperoleh perhatian yang cukup dan porsional.

Australia sendiri, dalam buku putih versi terakhir menyebutkan tentang bagaimana Australia harus bersikap dalam menghadapi tantangan ke depan yang dinamakannya sebagai “Abadnya Asia”. Berpindahnya pertumbuhan ekonomi dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sudah terjadi.

Salah satu pendorong utama dari pertumbuhan ekonomi yang beralih ke wilayah Pasifik adalah “Air Transportation”.

Pada titik inilah, di tengah-tengah berkembangnya dengan pesat perhubungan udara di kawasan Pasifik, terutama diwilayah ASEAN dan Australia harus diwaspadai tentang hakikat ancaman yang tengah melanda dunia belakangan ini yaitu terorisme dan drug trafficking.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Pakta Pertahanan Asia Tenggara Dibubarkan

Tragedi 911 di tahun 2001 menunjukkan dengan jelas tentang bagaimana teroris dapat dengan mudah memanfatkan penerbangan sipil komersial dalam menjalankan aksinya.

Tidak hanya pertumbuhan air traffic yang patut dikawal dalam aspek security, akan tetapi aturan Internasional dalam wilayah hukum udara dan hukum laut dapat saja menjadi ganjalan dalam kerja sama regional antara negara-negara di kawasan.

Dengan mengantisipasi lebih awal mengenai potensi konflik yang mungkin saja terjadi, maka diharapkan ke depan, apabila muncul sengketa, maka akan jauh lebih mudah untuk dapat diatasi. Mudah-mudahan.

Dirgahayu IKAHAN-SAG, semoga hubungan baik Indonesia-Australia dapat senantiasa terjaga dalam koridor yang sehat dan berlandas kepada mutual respect dan mutual trust.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com