Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Anggap Muslim Cyber Army Pengkhianat yang Mengacau

Kompas.com - 02/03/2018, 12:47 WIB
Yoga Sukmana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah meminta Kepolisan untuk terus bekerja membongkar habis sindikat penyebar isu-isu provokatif The Family Muslim Cyber Army (MCA).

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menganggap, MCA sebagai pengacau.

"Bolak-balik saya sampaikan, kalau negara sudah aman, arahnya benar, menyelenggarakan Pilkada dengan baik, sudah mempersiapkan pemilu dengan baik, lalu dikacau karena hanya ingin mengacau," ujar Wiranto Jakarta, Jumat (2/3/2018).

(Baca juga : Polri Yakin Aktivitas Muslim Cyber Army Berkaitan Pilkada Serentak)

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto saat memberikan keterangan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Vietnam Ngo Xuan Lich di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017).KOMPAS.com/Kristian Erdianto Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto saat memberikan keterangan usai bertemu dengan Menteri Pertahanan Vietnam Ngo Xuan Lich di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (12/10/2017).
Mantan Panglima Angkatan Bersenjata RI itu melanjutkan, "Mereka hanya ingin pemerintah gagal, itu namannya kan pengkhianat."

Wiranto mengatakan, menghadapi Pilkada dan Pemilu, suhu politik akan memanas. Namun, hal itu dinilai wajar.

Meski demikian, kata dia, jangan sampai ada kelompok atau perorangan yang nyata-nyata mendesain untuk mengacaukan Pilkada dan Pemilu yang sudah disiapkan dengan baik.

Desain yang dimaksud Wiranto, yakni dengan penyebar isu-isu provokatif bahkan bohong atau hoax seperti yang dilakukan oleh MCA.

(Baca juga : MUI: Mencatut Nama Muslim, MCA Menodai Kesucian Ajaran Islam)

Polri sebelumnya menduga Muslim Cyber Army muncul karena melihat momentum Pilkada Serentak.

Kelompok tersebut menyebarkan isu-isu provokatif di media sosial, seperti kebangkitan Partai Komunis Indonesia, penganiayaan ulama dan pencemaran nama baik terhadap tokoh negara.

"Pasti. Pasti ada (kaitannya). Kan Pak Kapolri selalu mengingatkan awal tahun 2018 ini sudah mulai partai memanaskan mesinnya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

(Baca juga : Admin Muslim Cyber Army Mengaku Bersalah dan Menyesal)

Setyo mengatakan, di tengah panasnya kontestasi politik, kelompok MCA menyebarkan isu-isu provokatif untuk memecah belah.

Menurut dia, semua yang berkepentingan dalam Pilkada pasti "memanaskan" mesinnya. "Tapi jangan sampai overheat," kata Setyo.

Namun, polisi belum melihat adanya afiliasi dengan partai politik tertentu. Setyo mengatakan, penyidik tengah mencari bahan keterangan untuk membuktikan apakah ada pihak yang memesan konten yang diviralkan itu atau atas inisiatif mereka sendiri.

"Kalau dia hanya sendiri mengunggah bilang iseng, itu harus didalami lagi. Isengnya seperti apa," kata Setyo.

Kompas TV TAW ditangkap karena mengarang berita pembunuhan juru adzan di Majalengka.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com