AWALNYA kejadian biasa, namun lama kelamaan menjadi luar biasa. Daerahnya meluas. Korbannya sama, pemuka agama. Sementara pelakunya, gangguan jiwa.
Ini yang menjadi dasar, mengapa kasus ini menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Apa yang saya dapatkan? Sebuah kejanggalan yang menarik dicermati!
Penelusuran AIMAN
Awalnya saya, dalam program AIMAN, hendak memilih dua kasus yang terjadi di Bandung, Jawa Barat. Pertama adalah kasus penganiayaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah KH Umar Basri di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kemudian kedua adalah kasus penganiayaan yang menyebakan tewasnya tokoh organisasi keagamaan dari Persis (Persatuan Islam), organisasi massa Islam terbesar di Jawa Barat, Ustaz Prawoto. Almarhum Ustaz Prawoto adalah Komandan Brigade Pengurus Pusat Persis.
Baca juga: Kapolda Jabar Janji Usut Tuntas Kasus Penyerangan terhadap Ustaz Prawoto
Menurut catatan polisi, KH Umar Basri dan Ustaz Prawoto dianiaya oleh orang yang memiliki gangguan jiwa. Polisi masih terus mendalami kasus ini. Kasus KH Umar Basri di Cicalengka, diusut oleh Polres Bandung, sementara kasus tewasnya Ustaz Prawoto diusut oleh Polrestabes Bandung.
Isu PKI dan naga hijau
Kasus ini bersamaan dengan kasus lainnya di Jawa Timur yang viral dengan mengaitkannya dengan gonjang-ganjing sebelum pemberontakan PKI tahun 1948 di Jawa Timur. Dalam kabar viral itu disebut bahwa sebelum peristiwa 1948 ratusan ulama dibunuh. Jasadnya ditemukan di sumur tua Magetan, Jawa Timur.
Ada pula yang mengaitkan dengan kasus “Naga Hijau”. Istilah naga hijau mengacu pada pembunuhan sejumlah guru agama dan kyai di Jawa Timur dengan dalih santet menjelang reformasi di rentang tahun 1996-1998.
Data tim investigasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyebutkan, korban pembunuhan mencapai 253 orang.
Hingga detik ini kasus “naga hijau” masih misteri. Adakah dalangnya? Siapa? Tak jelas. Yang jelas, para eksekutor lapangan seolah-olah adalah warga biasa. Ada juga desas-desus orang berpakaian ala ninja.
Hoaks seirama di duni maya
Menurut catatan polisi, serangan terhadap ulama di Jawa Barat yang terjadi belakangan ini tercatat hanya ada dua kasus. Sementara di Jawa Timur, insiden serupa terjadi di Lamongan namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Dalam tiga kasus ini pelakunya diduga orang dengan gangguan kejiwaan.
Kasus yang sedikit berbeda, namun dengan target sama juga terjadi di Yogyakarta, yakni pada Pastor Karl-Edmund Prier SJ di Gereja Katolik Santa Lidwina, Sleman.
Romo Prier sempat dirawat di Rumah Sakit akibat seragan senjata tajam oleh Suliyono yang belakangan tengah diselidiki keterkaitannya dengan jaringan teroris.
Baca juga: Romo Prier, Korban Penyerangan Gereja Santa Lidwina Memaafkan Pelaku
Ada pula laporan namun tidak sampai pada penyerangan, yakni di Pandeglang, Banten, dan Tuban, serta Madiun, Jawa Timur. Uniknya, semua disebut terkait dengan teror yang dilakukan oleh orang dengan gangguan jiwa.
Baca juga: Polda Jabar Tangkap 7 Pelaku Penyebar Hoaks Penganiayaan Ulama
Dalam dua peristiwa yaitu PKI 1948 dan kasus “Naga Hijau” ada kekhawatiran yang meluas secara nasional di kalangan masyarakat. Sepertinya, kasus-kasus yang terjadi belakangan ini seolah ingin menerbitkan kembali rasa khawatir itu dalam skala luas.
Baca juga: Kabar Teror Penyerangan Ulama di Karawang Hoaks
Setidaknya, kabar kecemasan itu coba dibangkitkan di media soal dalam beragam bentuk berita bohong atau hoaks yang menyebar dalam waktu bersamaan dengan terjadinya peristiwa. Ada apa?
Fokus pada satu kasus
Saya kembali pada penelusuran saya. Seperti saya katakan di atas, awalnya saya hendak melakukan investigasi pada dua kasus di atas.
Tetapi dalam perjalanannya, saya menemukan kejanggalan pada kasus Cicalengka. Saya pun memutuskan untuk fokus pada kasus Cicalengka, yakni penganiayaan KH Umar Basri. Apa yang saya dapatkan?
Sungguh terkejut saya, ketika mendapatkan jawaban dari adik KH Umar Basri, yakni KH Dudung Zaenul Alam.
Ia mengungkapkan, sebulan sebelum penyerangan, Asep Ukin (tersangka penyerangan) terlihat sering duduk-duduk di pelataran Masjid Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka.
Asep tak sendiri. Ada temannya yang biasanya bersama dengan Asep. Para santri tidak pernah menaruh curiga. Perawakan mereka tidak terlihat istimewa.
Polisi haya menetapkan Asep Ukin sebagai tersangka penyerangan terhadap KH Umar Basri. Ke mana teman Asep? Siapakah dia?
Saya mencoba mencari informasi ke rumah Asep yang letaknya hanya sekitar 1 kilometer dari pesantren. Saya juga blusukan ke Pasar CIsalengka. Informasi yang saya dapatkan, setahun belakangan Asep sering bermain di pasar itu.
Hasilnya, saya tidak mendapat informasi apapun tentang sosok orang yang disebut-sebut sering bersama Asep duduk-duduk pelataran mesjid pesantren.
Saya kemudian memutuskan untuk berangkat ke Garut, Jawa Barat, rumah keluarga Asep Ukin, yang berjarak sekitar 40 kilometer dari Cicalengka, Jawa Barat.
Di sini saya justru mendapatkan keterangan yang semakin mengejutkan. Asep Ukin, selama di Cicalengka, sering mondar-mandir Bandung-Garut sendiri! Asep tidak pernah tersasar pulang ke rumahnya di Garut.
Apakah betul Asep menderita gangguan jiwa? Penelusuran lengkap akan saya paparkan dalam tayangan program AIMAN yang hadir malam ini, Senin (26/2/2018) pukul 20.00.
Konfirmasi ke Kapolda
Saya pun mengonfirmasi penelusuran saya ini kepada Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Agung Budi Maryoto. Menurut Kapolda, polisi masih terus mendalami semua kejadian ini.
Lalu kini pertanyaannya, apakah kejadian-kejadian penyerangan yang misterius ini adalah sebuah kebetulan atau ada pihak lain di belakangnya?
Temukan selengkapnya di AIMAN malam ini.
Saya Aiman Witjaksono…
Salam!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.