Walaupun demikian, terjadi perbedaan signifikan antara Jonan dan Edi. Jonan sedikit banyak mirip Jobs, sementara Edi gayanya mirip Cook.
Jonan bergaya "Jawa Timuran" yang dinamis, terbuka, dengan kalimat-kalimat yang meluncur dari bibirnya bak mitraliur ditembakkan.
Berbeda dengan Edi, yang karakter "Jawa Tengahnya" kental. Tertata, terkesan lembut dan tidak terlampau suka muncul di permukaan.
Aneka perbedaan ini kemudian menimbulkan tanya, "Mampukah Edi memimpin KAI dengan standar tinggi seperti ditinggalkan Jonan?"
Waktu berjalan dan sejarah kemudian mencatat. Dengan caranya sendiri, Edi mampu menjaga reputasi KAI. Bahkan mampu meningkatkan kinerja KAI, menjaga fisik kereta lebih bersih dan ketepatan perjalanan yang semakin presisi. Edi menjadi suksesor yang sukses.
Belajar dari Cook dan Edi, ada dua strategi kepemimpinan yang bisa dijalankan ketika seorang menjalankan suksesi dari pemimpin sebelumnya yang berkinerja tinggi, apa pun level jabatan pemimpin tersebut.
Pertama, tetap menjadi diri sendiri. Jangan sesekali berpikir dan bertindak seperti pemimpin terdahulu. Pasti konstituen akan membandingkan dengan pendahulunya.
Karakter yang sudah terbentuk bertahun-tahun serta kepribadian yang adaptif terhadap perubahan, perlu semakin diperkuat dan dipertajam. Dengan demikian, konstituen mendapat hal baru dari sang pemimpin.
Kedua, menciptakan kompetensi pribadi yang berbeda dari pendahulu, tetapi masih dalam koridor kebutuhan organisasi. Kompetensi pribadi ini yang akan memberi keunggulan kompetitif organisasi dibanding para pesaingnya.
Cook dan Edi memilih jalan sunyi dengan lebih memperkuat organisasi sehingga yang tampil ke permukaan adalah produk (organisasi)-nya ketimbang diri pribadinya. Organizational branding lebih mengedepankan dibanding personal branding.
Cook dan Edi sampai hari ini masih berposisi sebagai pengendali organisasi. Mereka sudah membuktikan kinerjanya. Waktu berjalan dan kita akan menyaksikan gebrakan-gebrakan berikut dari para suksesor yang sukses ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.