Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Santa Lidwina Diserang, Masyarakat Diminta Tetap Bangun Solidaritas demi Kebinekaan

Kompas.com - 12/02/2018, 10:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Hargo Mandirahardjo mengecam keras pelaku kekerasan dan motif yang melatarbelakangi penyerangan Gereja Santa Lidwina, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2/2018).

Menurut dia, peristiwa tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umat beragama dengan menyerang tokoh agama dan tempat beribadah.

Meski begitu, Hargo menginstruksikan kepada seluruh jajarannya agar mengimbau umat beragama tidak terprovokasi dengan aksi segelintir orang tersebut.

"Untuk bergerak memberikan pemahaman kepada umat agar tidak terprovokasi. Teruslah membangun komunikasi dan solidaritas antarumat beragama dan kepercayaan untuk mempertahankan kebinekaan bangsa dan persatuan Indonesia," ujar Hargo melalui keterangan tertulis, Senin (12/2/2018).

Hargo meyakini, peristiwa yang terjadi belakangan bukan suatu kebetulan, melainkan upaya sistematis untuk mengganggu stabilitas sosial di masyarakat.

(Baca juga: Penyerangan Gereja Santa Lidwina Berpotensi Memecah Belah Persatuan dan Kerukunan)

Ia menyayangkan peristiwa di Gereja Santa Lidwina terjadi setelah pertemuan Presiden Joko Widodo bersama para tokoh lintas agama dan kepercayaan.

Tidak hanya prihatin, kata Hargo, situasi tersebut juga ironis mengingat dalam pertemuan dengan Presiden itu, diucapkan tekad membangun komitmen kerukunan antar-pemeluk agama dan keyakinan.

"Peristiwa di Yogyakarta pada Minggu pagi dengan terang menunjukkan adanya upaya membenturkan kelompok umat beragama," katanya.

Hargo mengatakan, pihaknya menyerahkan penyelesaian kejadian di Gereja Santa Lidwina kepada aparat penegak hukum untuk mengungkap motif pelaku.

"Dalam hal ini, aparat penegak hukum harus tegas bertindak dan tidak berpihak kepada mereka yang melakukan pembiaran atas nama kekerasan, tindakan anarkistis, perusakan, pelecehan, dan penghujatan," lanjutnya.

Hargo mengatakan, membangun kerukunan hidup beragama merupakan proses panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, ISKA akan terus mengingatkan umat untuk memelihara kerukunan serta semangat pluralisme antar-pemeluk agama dan kepercayaan di Indonesia.

"Kita harus tetap teguh melawan upaya apa pun yang menghancurkan kebinekaan serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com