Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Yang Semangat Banget, sampai Lompat-lompat, Itu Pasti Dipilih

Kompas.com - 10/02/2018, 15:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DHARMASRAYA, KOMPAS.com - Selama ini, masyarakat kerap berebut untuk berfoto bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tak terkecuali ketika Jokowi berkunjung ke enam kabupaten dan tiga kota di Sumatera Barat dari Rabu (7/2/2018) hingga Jumat (9/2/2018) kemarin.

Meskipun di provinsi itu Joko Widodo-Jusuf Kalla hanya meraih suara 23,1 persen pada Pilpres 2014, masyarakat tetap menyambut kedatangan Jokowi dengan meriah.

Mereka mengacungkan tangan, berteriak, menangis, bahkan berusaha melewati barikade Paspampres demi bisa bersebelahan dengan Jokowi kemudian mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel pribadi.

Kendati demikian, Presiden tak mungkin melayani permintaan foto semua warga yang ia temui sepanjang perjalanan.

Pertimbangannya banyak, mulai dari efektivitas waktu kunjungan hingga soal keamanan. Oleh sebab itu, Jokowi biasanya memilih siapa yang bisa berfoto bersama.

Baca juga : Jokowi: Kalau Ditanya, Pak Presiden Capek? Ya Capek...

Saat memilih, Presiden rupanya punya kriteria tertentu. "Pertama, (warga) yang kelihatannya semangat banget, yang sampai lompat-lompat, nah itu pasti (ditunjuk)," ujar Jokowi saat berbincang-bincang santai dengan wartawan di Mata Air Resto, Kabupaten Dharmasraya.

Presiden juga akan memilih warga yang banjir keringat untuk berfoto bersama. "Yang bulir-bulir keringetnya gede-gede, yang kayak begitu juga tuh saya panggil," lanjut Jokowi sembari tertawa.

Kriteria itu juga diterapkan saat ia menggelar kuis berhadiah sepeda di penghujung pidatonya.

Jokowi mencontohkan ketika ia menghadiri pembagian Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar bagi 4.500 orang di Lapangan Bola Koto Agung, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya pada hari pertama kunjungan kerjanya di Sumatera Barat.

Baca juga : Jokowi Tegaskan Infrastruktur Bukan Hanya untuk Orang, Melainkan Juga untuk Barang

Ia ingat betul ketika menunjuk seorang pria paruh baya berkaus hijau dan bercelana pendek loreng serta hanya mengenakan sandal jepit untuk maju ke depan. Pria itu ditunjuk lantaran mengacungkan tangan dengan semangat.

Padahal, pria itu bukanlah peserta penerima PKH atau KIP. Ia berada di luar tenda acara, tepatnya berdiri di luar batas berupa bentangan tali plastik.

"Padahal dia kan di luar itu. Tapi pas mulai (kuis sepeda) dia ngacungnya semangat benar itu. Pas saya tunjuk dia itu memang kebingungan, benar saya atau bukan ya," kata Jokowi mengenang peristiwa itu.

Namun, semangat pria itu tidak sia-sia. Meski sempat terbata-bata saat melafalkan Pancasila sebagai pertanyaan kuis, ia akhirnya sukses menyelesaikannya. Ia mendapat satu buah sepeda bertuliskan "Hadiah Presiden Jokowi."


Kompas TV Presiden Joko Widodo akan mencopot Kapolda ataupun Pangdam yang tak mampu mencegah kebakaran hutan di wilayahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com