Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Teuku Kemal Fasya

Kepala UPT Kehumasan dan Hubungan Eksternal Universitas Malikussaleh dan Dewan Pakar PW Nadhlatul Ulama Aceh. 

Warisan Kritisisme Daoed Joesoef

Kompas.com - 30/01/2018, 10:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorHeru Margianto

Pesan implisitnya jelas, di tengah gerakan populisme agama yang membuat citra Aceh tidak semakin baik saat ini, ada genealogi pengetahuan yang tumbuh di tanah Serambi Mekkah.

Gerakan intelektual itu sebenarnya tetap bermagma, meskipun wajah Aceh saat ini lebih lekat dengan purdah politik dan agama yang primordial dan sektarian.

Malam itu saya beranikan bertanya, kenapa Daoed Joesoef muda yang terkenal “sekuler dan rasional”, pada masa tuanya malah memproduksi tulisan religius, termasuk tafsir Al Quran.

Itu dia mulai dalam buku “Dia dan Aku” (2006) dan “Emak” (2009), dan “Daoed Joesoef Bukan Teroris”. Dia mengatakan itu karena Sorbonne.

Tradisi liberalistis universitas Paris itu telah membuatnya menembus banyak hal, sehingga tak ragu menghidupkan semangat pencarian pengetahuan secara kritis termasuk di bidang agama.

Metode ekletik dan interdisciplinary telah memenuhi nalar dan sanubarinya, sehingga ia juga sah memahami Al Quran dan Islam sebagai keyakinan dan pengetahuan.

Tradisi kajian keislaman DJ ini bisa disebut sebagai tradisi tafsir bi-ra’yi – tradisi hermeunetik pascaskolastika yang progresif dan proaktif menangkap tanda-tanda perubahan zaman dan pemikiran manusia modern dengan kekuatan nalar murni.

Kaum terdidik muda

Kiranya menjadi jelas ketika akhirnya saya menjadi “pembicara satu-satunya” saat peluncuran buku “Rekam Jejak Anak Tiga Zaman”. Ia begitu percaya bahwa warisan sosial dan intelektual bangsa ini terletak pada anak muda. Mereka harus diberi kesempatan untuk didengarkan oleh orang-orang tua yang terlalu banyak bicara.

Pada acara itu ada seorang anak muda lain yang diberi panggung, yaitu direktur CSIS, Phillip G. Vermont. Padahal di depan kami hadir “para pembesar” Orde Baru dan Reformasi seperti Akbar Tanjung, Adrianus Mooy, Malik Fajar, Mutia Hatta, Marie Pagestu, H.S. Dillon, dan lainnya.

Menurutnya. letakan paling mulia penguatan kaum terdidik itu tak lain melalui jalur pendidikan. Pendidikanlah yang bisa membentuk manusia berkarakter, tangguh, dan penuh tanggung-jawab terhadap perjalanan bangsa.

Pendidikan telah membentuk watak para pendiri bangsa menjadi “manusia pertama di antara yang setara” – de eerste onder de zijnen. Itu hanya mudah terbentuk dalam jiwa anak muda dan bukan politikus gaek.

Bekerja di dunia pendidikan berarti melakukan peperangan semesta melawan kebodohan, ketidaktahuan, dan rendahnya budi pekerti. Sejak awal menjadi menteri, ia telah menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi instrumen utama memajukan kebudayaan. Pendidikan adalah bagian dari pembentukan kebudayaan, dan bukan sebaliknya (h. 201).

NKK/BKK

Di antara sejarah persahabatan kami, saya sempatkan tanyakan tentang kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Mahasiswa (NKK/BKK). Ketika cerita ini disebutkan, selalu nama Daoed Joesoef menjadi “tersangka” sebagai pendesain pertama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com