Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PROFIL PAHLAWAN: Malahayati, Laksmana Laut Perempuan Pertama di Dunia

Kompas.com - 10/11/2017, 12:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhumah Laksamana Malahayati. Ia adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh.

Dalam berbagai catatan, Malahayati merupakan laksamana laut perempuan pertama di dunia. Dia adalah panglima perang Kesultanan Aceh yang tesohor berkat keberaniannya melawan armada angkatan laut Belanda dan Portugis abad ke-16 M.

Keberanian dan daya juang Malahayati tidak bisa dilepaskan dari keluarganya yang merupakan bangsawan Aceh. Kakeknya bernama Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah Kesultanan Aceh pada 1530-1539.

Sementara ayahnya, Mahmud Syah jua sempat menjadi laksamana angkatan laut. Tidak heran, bila Malahayati mewarisi semangat juang dan kecintaan terhadap angkatan laut.

Baca juga : PROFIL PAHLAWAN: Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Santri Jenius NTB yang Disegani di Mekkah

Bahkan, Malahayati juga sempat mengecap pendidikan di Akademi Militer Mahad Baitul Maqdis. Di sana pula ia menjalin hubungan dengan perwira senior yang lantas menjadi suaminya.

Namun nasib naas datang lantaran suami Malahayati, gugur saat bertempur dengan pasukan Portugis.

Dari situ, ia bertekad untuk membantu pasukan yang termahal sebuah nama Inong Balee. Prajuritnya terdiri dari para janda yang suaminya gugur dalam peperangan.

Cornelis de Houtman, penjelajah Belanda pertama yang tiba di Indonesia, menjadi salah seorang yang tahu betul rasanya digebuk pasukan Malahayati. Saat berupaya menggoyang Aceh pada 1599, pasukan Cornelis de Houtman justru porak poranda.

Baca juga : Malahayati Termasuk Salah Satu yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional Tahun Ini

Tidak hanya Belanda, pasukan Portugis pun sempat merasakan kehebatan pasukan Laksamana Malahayati.

Namun, perjuangan Laksamana Malahayati harus terhenti sekitar tahun 1606. Ia gugur saat bertempur melawan pasukan portugis di Perairan Selat Malaka. Jasadnya dimakamkan di lereng Bukit Lamkuta, Banda Aceh.

Setelah lama dilupakan, kini nama Malahayati resmi abadi sebagai pahlawan nasional. Jasanya dianggap besar bagi perjuangan Aceh yang menjadi bagian dalam sejarah panjang bangsa Indonesia.

Kompas TV Belum 12 jam setelah menikahkan putrinya, Presiden Joko Widodo sudah kembali beraktivitas seperti biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com