SEMARANG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi cepatnya respon pemerintah pusat dalam upaya membangun infrastruktur di Jawa Tengah.
Komunikasi dengan Kementerian Perhubungan misalnya. Ganjar menuturkan, saat mengusulkan untuk membangun kembali Bandara Internasional Ahmad Yani di Semarang dan Bandara Jenderal Sudirman Purbalingga, Jawa Tengah dapat disampai dengan mudah.
Hanya memanfaatkan telepon, Ganjar intensif berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk membahas pembangunan dua bandara itu.
Hasilnya, Budi menyetujui untuk menganggarkan dana pembangunan dua bandara tersebut.
Baca: Pembangunan Dua Bandara di Jawa Tengah Ditargetkan Rampung 2018
Gubernur Jawa Tengah menilai sikap para menteri era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tak terlalu birokratis mampu mendorong pembangunan infrastruktur.
"Kami hanya telpon-telponan saja. Teknisnya masing-masing staf kami, surat-suratan dan sebagainya dan secepat itu mereka bekerja," ujar Ganjar saat acara dialog nasional di Stasiun Kereta Api Ambarawa Kabupaten Semarang, Minggu (15/10/2017).
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hadir juga dalam dialog tersebut.
Saat ini, Bandara Ahmad Yani masih dalam tahap pembangunan. Sedangkan, proses pembangunan Bandara Jenderal Sudirman akan dilakukan pada Desember 2017.
Dua bandara tersebut, kata dia, menelan biaya masing-masing sebesar Rp 2 triliun dan Rp 350 miliar. Kedua proyek tersebut ditargetkan selesai 2018.
Kajian pembangunan dua bandara tersebut sudah dilakukan sejak dua era gubernur sebelum Ganjar. Namun, pembangunan baru terwujud saat ini.
Rawan Banjir
Selain itu, Ganjar mengaku sempat dibuat pusing saat awal menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Pasalnya, usai dilantik pada Agustus 2013, ia langsung dihadapkan dengan masalah banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Luasnya wilayah yang terdampak membuat transportasi dan sejumlah akses penghubung terputus. "Waktu awal dilantik, terjadi banjir, transportasi putus. Apa yang mau dikerjakan, ya enggak ada semuanya darurat," ujarnya.
Ganjar menilai bencana yang terjadi saat itu membutuhkan penanganan khusus. Politisi PDI-P ini kemudian menghubungi Menteri PUPR Basuki untuk melakukan pembenahan terhadap titik-titik yang menjadi daerah rawan banjir.
Hanya melalui sambungan telepon, Basuki meyakinkan Ganjar bahwa pemerintah pusat akan membantu mengatasi banjir di Jawa Tengah.
Tujuan mudik
Persoalan pelik juga dihadapi menjelang arus mudik lebaran tahun ini. Diprediksi, sekitar delapan juta pemudik akan mudik ke Jawa Tengah.
Lautan pemudik itu tentu bakal membuat kemacetan yang cukup parah di ruas jalan menuju sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Ganjar kembali menghubungi Budi untuk berkoordinasi mengatasi masalah kemacetan tersebut.
"Menjelang lebaran semua stres karena Jawa Tengah akan dapat delapan juta pemudik. Dua 'senior' Saya ini (Basuki dan Budi Karya) kekurangan tidur karena betul-betul menggenjot supaya enggak macet," ujarnya.
Tanpa harus diumbar, imbuh Ganjar, kinerja Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi bisa telihat dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan kemajuan transportasi di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
"Jadi enggak usah dibilang-bilang, sudah jadi saja," katanya.